CIREBON, (FC).- Sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Tim Abdimas UINSSC menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Bersama Karang Taruna di Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Cirebon”.
Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan persoalan sampah yang ada di kawasan tersebut, serta mencari solusi bersama guna menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
FGD diadakan di Aula Balai Desa Munjul, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, Ketua RT/RW, pegiat sosial, serta undangan dari kalangan masyarakat setempat.
Sebanyak 50 peserta turut aktif dalam diskusi yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme ini.
Ketua Pengabdian kepada Masyarakat, H. Amin Iskandar, Lc., MA, dalam sambutannya mengungkapkan, masalah sampah merupakan isu yang krusial dan memerlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat, khususnya di tingkat desa.
Menurutnya, dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah desa, Karang Taruna, dan masyarakat, pengelolaan sampah yang berkelanjutan akan dapat diwujudkan.
“Melalui FGD ini, kita berharap dapat memetakan berbagai persoalan yang ada di lapangan terkait sampah. Tentunya, pengelolaan sampah yang baik membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk Karang Taruna yang memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak di tingkat desa,” ujar Amin, Selasa (10/12).
Moderator acara, Nanin Sumiarni, M.Ag, memandu jalannya diskusi yang menghadirkan Penyuluh Swadaya, Agus Budi Siswoyo sebagai narasumber.
Agus, yang memiliki pengalaman dalam bidang lingkungan dan pengelolaan sampah, memberikan wawasan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tidak hanya berfokus pada aspek kebersihan, tetapi juga melibatkan aspek ekonomi dan sosial.
Ia menjelaskan berbagai konsep pengelolaan sampah yang berkelanjutan, seperti pengurangan sampah di sumbernya, pemilahan sampah, serta daur ulang sampah yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Karang Taruna memiliki peran yang sangat strategis dalam kegiatan sosial, termasuk dalam program pengelolaan sampah. Diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga terlibat langsung dalam pengelolaan sampah,” kata Agus.
Kuwu Choiruddin, yang diwakili oleh Ahmad Hidayat selaku Kasi Pemerintahan, menyambut positif agenda ini dan berharap, kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan.
Ia mengharapkan agar diskusi ini tidak hanya berhenti pada tahap perencanaan, tetapi dapat berlanjut ke langkah-langkah teknis yang lebih konkret dalam pengelolaan sampah. Dengan adanya keberlanjutan dalam program ini, diharapkan dapat tercipta sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan di Desa Munjul.
“Kami juga menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pihak, termasuk masyarakat, Karang Taruna, dan pemerintah desa, untuk mewujudkan tujuan tersebut demi kesejahteraan bersama,” imbuhnya.
Dalam diskusi tersebut, banyak peserta yang mengemukakan berbagai persoalan terkait sampah yang terjadi di Desa Munjul. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi antara lain kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah, dan terbatasnya keterlibatan pemuda dalam pengelolaan sampah di desa.
Melalui kegiatan FGD ini, diharapkan muncul langkah-langkah konkret yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Desa Munjul.
Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Kabupaten Cirebon dalam menghadapi masalah pengelolaan sampah secara berkelanjutan. (Agus/FC)
Discussion about this post