JAKARTA, (FC).- Nilai transaksi uang elektronik selama tahun 2022 naik hingga Rp404 triliun, atau tumbuh 32,27 persen secara year on year (yoy).
Sementara, nilai transaksi digital banking diproyeksikan bertambah sebesar 30,19 persen year on year hingga mencapai Rp53,144 triliun.
Berdasarkan laporan OJK, penyaluran pinjaman online atau Fintech Peer-to-Peer Landing (P2P) mencapai Rp19,49 triliun, atau naik 36,67 persen dibandingkan September tahun lalu.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Ailangga Hartarto dalam sambutan pembukaan 4th Indonesia Fintech Summit yang disiarkan secara live melalui kanal Youtube Bank Indonesia, seperti dikutip FC pada Minggu (13/11).
Acara pembukaan 4th Indonesia Fintech Summit merupakan bagian kegiatan bulan Fintech Nasional yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan asosiasi fintech Indonesia (Aftech) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut Arlangga, tren pertumbuhan tersebut menunjukan bahwa sektor keuangan digital punya potensi yang sangat menjanjikan.
Untuk itu kehadiran berbagai platform keuangan diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
“Ekosistem ekonomi dan keuangan digital harus didorong agar semakin berdaya saing, mampu mengikuti perkembangan ekologi serta menjamin kepastian perlindungan hukum termasuk keamanan cyber,” ungkapnya.
Pemerintah bersama OJK dan BI terus mendukung perkembangan industri fintech terhadap penguatan ekonomi digital nasional melalui regulasi dan kebijakan yang mampu memicu lahirnya inovasi layanan keuangan digital, sekaligus perlindungan optimal kepada masyarakat pengguna layanan fintech beserta ekosistemnya.
“Disaat yang sama literasi keuangan digital perlu kita tingkatkan dengan kolaborasi para stakeholder, termasuk asosiasi dan platform digital. Layanan keuangan digital harus semakin inklusif dan mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat, dalam hal ini industri fintech dapat berperan sebagai enabler dalam mendigitalisasi para pelaku usaha khususnya UMKM,” kata Menko Perekonomian Ailangga Hartarto.
Targetkan inklusi keuangan 90 persen
Lebih lanjut dipaparkan, hasil survey nasional literasi dan inklusi keuangan di tahun 2022 menunjukan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan telah mengalami perbaikan dengan skor literasi keuangan mencapai 49,68 persen, meningkat dibandingkan 2019 yaitu sebesar 38,03 persen. Sementara inklusi keuangan telah meningkat mencapai 85,1 persen.
“Pesatnya perkembangan industri fintech merupakan salah satu pendorong perbaikan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” tukas Arlangga.
Industri fintech juga diharapkan mampu mendukung pencapaian target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90 persen dengan berbagai layanan seperti pinjaman online, sistem pembayaran dan inovasi keuangan digital
“Konektifitas digital yang memadai dan terjangkau merupakan tulang punggung pengembangan ekonomi digital. Untuk itu pemerintah fokus melanjutkan pembangunan infrastruktur, baik fisik maupun digital, mulai dari optimalisasi jaringan fiber optik, pembangunan menara BTS, data center, satelit Satria 1 dan 2, jaringan 4G dan ujicoba 5G, hingga low orbit satelit untuk menjangkau masyarakat, termasuk mereka yang berada di wilayah 3T,” ungkap Menko Perekonomian Ailangga Hartarto.
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong peningkatan literasi keuangan digital melalui berbagai program diklat dan beasiswa yang dilakukan kementerian serta lembaga, serta para pihak swasta.
Akselerasi transformasi digital, lanjutnya, perlu didukung berbagai upaya seperti, yang pertama, mendorong riset dan inovasi, serta jasa model bisnis fintech.
Kemudian yang kedua, pengembangan regulasi dan kebijakan keuangan digital melalui standar pengelolaan dan manajemen risiko, serta peningkatan kapasitas SDM. Selanjutnya yang keempat adalah pengawasan berbasis teknologi digital.
“Kolaborasi lintas sektor diperlukan. Oleh karena itu saya mengajak kepada semua pihak untuk memperkuat kerjasama antar stakeholder guna mewujudkan ekosistem keuangan digital yang mampu mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya (Andriyana)
Discussion about this post