KAB. CIREBON, (FC).- Kepala Bidang Penangkapan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Samsudin mengaku miris terhadap nelayan tradisional atau nelayan kapal kecil di wilayahnya yang belum sejahtera.
Dikatakannya, banyak nelayan kecil yang tak berminat menjadi nelayan besar. Padahal peluang menjadi nelayan kapal besar cukup tinggi, dan pihaknya siap memfasilitasi mereka.
“Kita fasilitasi bagi siapapun yang mau magang di Kejawanan, karena kita ada kerjasama dan kapal besar memang adanya disana atau di Indramayu,” bebernya, Kamis (7/1).
Juga, kata dia, ada pesangon bagi para nelayan yang akan magang. Namun, sampai saat ini nelayan perahu kecil masih belum memberi kabar untuk bergabung dengan para nelayan kapal besar.
“Yang saya dengar itu karena, alasan nelayan tradisional gak mau bergabung karena kalau kapal besar itu memakan waktu sampai 3 bulan,” jelasnya.
Sedangkan, tambahnya, nelayan kapal kecil hanya memakan waktu 1 hari di lautan. Padahal dengan menjadi nelayan kapal besar paling tidak perbulan sudah mengantongi kurang lebih 3 juta.
“ Berbagai upaya telah kita dilakukan, mulai dari sosialisasi dan imbauan, lalu bekerja sama dengan Kuwu,” katanya.
Ia menambahkan, jangkauan nelayan tradisional itu terbatas, perolehan ikan pun sedikit, dan rawan kecelakaan. Ditambah pula dengan, pendapatan tradisional yang paling banyak 150 ribu dan itupun jika memperoleh tangkapan.
Kalau tidak, maka nelayan hanya akan membawa tangan kosong, serta menambah hutang pada tengkulak kapal. Dan hutang pada tengkulak kapal ini, masih terus dialami nelayan tradisional hingga hari ini,
“Mereka pulang tangan kosong, lalu hutang begitupun keesokan harinya, dan ketika dapat tangkapan pun pendapatan langsung dikurangi hutang, yang akhirnya hanya cukup untuk makan hari itu saja,” paparnya.
Samsudin berharap nelayan tradisional Cirebon segera beralih menjadi nelayan kapal besar sehingga, kehidupan para nelayan sejahtera. (Sarrah/Job/FC)
Discussion about this post