KAB. CIREBON, (FC).- Pemerintah Desa (Pemdes) Babakan Losari, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, memprotes proyek saluran tersier yang merupakan bantuan dari kementerian PUPR, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk – Cisanggarung, pasalnya saluran tersebut mengalami penyempitan.
Kuwu Desa Babakan Losari, Sentot Tarsono, kepada FC, di lokasi perbaikan saluran mengatakan, ini berawal banyaknya petani di desanya yang mendatangi kantor balai desa untuk mempertanyakan proyek saluran tersier bantuan dari Kementerian PUPR tersebut mengalami penyempitan.
“Mereka datang ke kantor balai desa, bahkan tidak sedikit yang datang ke rumah, mempertanyakan hal tersebut,” ungkapnya, Senin (21/11).
Menurutnya, adanya penyempitan ini, dikhawatirkan lahan pertanian di wilayah pembangunan saluran tersier seluas 15 hektar tidak seluruhnya dapat memenuhi kebutuhan air bagi lahan persawahan, khususnya lahan pertanian yang berada di saluran yang menyempit.
“Kalau awal saluran tersebut dengan lebar 60 cm, namun dalam pelaksanaannya kenapa lebar saluran tidak sama, bahkan adanya penyempitan, dengan lebar sekitar 30 cm,” jelasnya.
Mereka, lanjut Tarsono merasa khawatir adanya penyempitan saluran yang akan berdampak kepada lahan pertaniannya, karena tidak cukup suplai air.
“Kalau salurannya kecil bagaimana buat lahan persawahan seluas satu hektare bisa satu hari belum tentu mencukupi kebutuhannya,” terangnya.
Dikatakannya, kalau musim hujan mungkin itu tidak terlalu berdampak, namun saat musim kemarau ini sangat berpengaruh, terlebih saat debit air saluran sekunder tidak penuh. ” Kami, tentunya meminta untuk diperbaiki agar lebar saluran di samakan jangan ada penyempitan,” tandasnya.
Pada dasarnya, lanjut Tarsono para petani tidak menuntut lebih, yang terpenting adanya saluran tersier ini dapat mengakomodir kebutuhan air pada lahan persawahannya dapat terpenuhi.
Lebih lanjut, dikatakannya, jika keinginan para petani tidak dapat terpenuhi, dikhawatirkan nantinya akan menjadi polemik, tentunya ini akan berdampak terhadap pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Selain itu, dirinya berharap, di lokasi tersebut ada infrastruktur Jalan Usaha Tani ( JUT) yang belum lama ini selesai untuk dapat dilakukan perbaikan lagi, pasca proyek tersebut selesai pelaksanaannya. “Karena JUT tersebut, merupakan penunjang sektor pertanian di desanya,” tandasnya.
Sementara, pengawas dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Abdul Roup menanggapi komplenan para petani di Desa Babakan Losari terkait adanya penyempitan saluran tersier, menurutnya desain yang sedang dilaksanakan tersebut sudah sesuai dengan perhitungan di lapangan.
Lanjutnya, terkait adanya perubahan desain seperti keinginan para petani, pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan konsultan, karena tidak mungkin serta merta merubah desain tersebut. “Nantinya, kita akan diskusi dengan konsultan, terkait desain idealnya seperti apa, apakah kembali sesuai exsisting awal atau sesuai desain,” terangnya.
Dirinya pun menjelaskan, saluran tersier sepanjang 1450 meter tersebut, sesuai dengan desain awal dari 0- 970 meter memiliki lebar 60 cm, sementara sisanya memiliki lebar sekitar 30 cm. “Dengan lebar 30 cm itu sudah ideal dalam memenuhi kebutuhan air bagi lahan persawahan para petani,” jelasnya.
Artinya, menurut Rouf, kalau sama lebarnya nantinya debit air akan tipis, sehingga para petani nantinya akan mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan air yang cukup. Lanjutnya, pihaknya dalam hal ini akan melakukan perbaikan terkait saluran tersier ini, setelah berdiskusi dengan konsultan.
“Kalau kita penuhi keinginan para petani, nantinya saat ada kendala suplai air, tentunya jangan menyalahkan kami,” pungkasnya. (Nawawi)
Discussion about this post