KUNINGAN, (FC).- Musim penghujan ini, bencana alam terus menghantui Kabupaten Kuningan, terlebih dengan bencana longsor yang mengakibatkan jalan amblas hingga rumah warga yang tertimbun.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana mengatakan, setidaknya terdapat delapan titik terjadi longsor dan pergerakan tanah. Kejadian ini membuat jalan penghubung antar desa amblas hingga bangunan rumah yang tertimbun longsor.
“Bangunan rumah yang tertimbun akibat pergerakan tanah milik Pak Saprudin (60) di Desa Patala. Termasuk 1 rumah milik Ibu Karyi (80) di bagian dinding belakang jebol akibat terjangan longsor, serta 5 rumah warga lain terancam,” kata Ibe sapaan akrab Indra Bayu Permana, Senin (21/11).
Selain rumah, lanjut Ibe, pergerakan tanah membuat lahan sawah seluas 2 hektare amblas. Tim BPBD sudah diterjunkan untuk melakukan penanganan dan pemetaan area gerakan tanah.
“Kemudian untuk longsor terjadi di 6 desa yakni Subang, Bungurberes, Ciwaru, Selajambe, Cilebak, Sumberjaya, dan Pamulihan. Akibat longsor membuat rumah warga rusak hingga jalan penghubung antar desa amblas,” jelas Ibe.
Longsor di Pamulihan, disebutkan Ibe, membuat jalan penghubung antar desa amblas. Bahkan sawah dan kolam warga juga terdampak dengan luas total kurang lebih 4.600 meter persegi.
“Sementara longsor di Sumberjaya menimpa bagian atap rumah warga hingga mengalami kerusakan. Longsor juga menimpa akses jalan lingkungan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan,” kata Ibe.
Selain itu, longsor yang terjadi di Cilebak membuat akses jalan lingkungan terputus. Sebab jalan amblas dengan panjang 7 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 10 meter.
“Namun semua kejadian longsor tidak menimbulkan korban jiwa. Saat ini penanganan darurat kebencanaan masih terus dilakukan, kita turun ke lokasi juga untuk melakukan pendataan,” ujar Ibe..
Saat ini, disebutkan Ibe, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, mencatat sebanyak 31 rumah milik warga terancam usai terjadi pergerakan tanah. Bahkan 8 rumah di antaranya sudah mengalami retak-retak di sebagian bangunan baik lantai maupun dinding.
“Retakan tanah di Blok Lega berpotensi menimbulkan dampak terhadap 31 unit rumah. Bahkan dari 31 rumah itu, 8 unit rumah sudah mengalami retak-retak,” ujar Ibe.
terdapat pula 2 unit bangunan fasilitas umum. Yakni berupa masjid dan mushola di desa setempat.
“Ada juga 2 bangunan fasilitas umum yakni masjid dan mushola berpotensi terdampak gerakan tanah. Saat ini penanganan sudah dilakukan, termasuk menutup retakan tanah di beberapa titik oleh warga secara gotong royong,” kata Ibe.
Untuk itu, Ibe juga mengimbau, agar masyarakat khususnya di daerah rawan longsor tetap meningkatkan kewaspadaan. Sebab intensitas curah hujan masih cukup tinggi. (Ali)
Discussion about this post