KOTA CIREBON, (FC).- Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi meresmikan Aula Wangsakerta di Balai Kota. Mulyadi mengatakan, kehadiran Aula Wangsakerta menjadi fasilitas yang sangat penting, untuk mendukung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja aparatur sipil negara (ASN) serta pemberdayaan masyarakat.
“Aula ini bukan hanya sekadar ruang fisik, tetapi juga simbol semangat baru dalam bekerja secara kolaboratif dan efektif,” ungkapnya, Rabu (11/12).
Ia mendorong, para kepala perangkat daerah untuk mengabadikan nama-nama leluhur dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya adalah dengan memberikan nama ruangan yang mencerminkan penghormatan kepada leluhur.
“Sebagai warga Cirebon, kita harus bangga dan menjadikan nilai-nilai sejarah serta kearifan lokal sebagai bagian dari identitas dalam pemerintahan,” imbuhnya.
Aula Wangsakerta diharapkan dapat menjadi ruang strategis dan representatif bagi berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan, seminar, pertemuan antar organisasi, hingga kegiatan pemerintahan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, memberikan penjelasan mengenai sejarah nama “Wangsakerta” yang diambil untuk aula ini.
Jajat mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari Pangeran Raja Adipati (PRA) Wangsakerta, seorang tokoh sejarah penting di Cirebon. PRA Wangsakerta adalah salah satu putra dari Panembahan Ratu, penguasa Cirebon pada abad ke-17.
Dalam sejarahnya, PRA Wangsakerta dikenal sebagai sosok yang memimpin Cirebon ketika Panembahan Ratu beserta dua anaknya ditawan oleh Sultan Amangkurat I di Mataram pada tahun 1665.
Dalam situasi krisis tersebut, PRA Wangsakerta mengambil alih kepemimpinan dan menyelenggarakan pertemuan keluarga besar Panembahan yang dikenal dengan nama Gotrasawala, yang berarti diskusi keluarga.
Setelah situasi politik membaik, PRA Wangsakerta mendirikan padepokan yang terkenal dengan nama Paguron Kerapyak Natakaprabon (Keraton Kaprabonan), yang menjadi pusat pemikiran dan kebudayaan Cirebon.
“Sejarah ini menunjukkan bahwa semangat kepemimpinan dan kebijakan PRA Wangsakerta berperan penting dalam perkembangan sejarah Cirebon,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Jajat, pemberian nama Aula Wangsakerta diharapkan dapat menginspirasi semangat kerja yang berlandaskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan lokal, serta mempererat hubungan antara generasi masa kini dengan warisan leluhur.
“Aula Wangsakerta bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan akan identitas Cirebon yang kaya akan sejarah dan budaya,” jelasnya. (Frans)
Discussion about this post