KAB. CIREBON, (FC).- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai menindaklanjuti instruksi langsung Pj Bupati Cirebon yang meminta seluruh atap bangunan sekolah dan bangunan kantor di Kabupaten Cirebon untuk dianalisa. Instruksi tersebut sudah ia tindaklanjuti per hari Rabu (11/12) pagi ini.
Menurut Hilmi, instruksi tersebut memang harus langsung ditindaklanjuti, lantaran peristiwa ambruknya atap bangunan sekolah di Kabupaten Cirebon sudah terjadi beberapa kali.
“Ini atas perintah Pak Pj Bupati, karena beberapa kali sekolah mengalami ambruk, kita akan mengevaluasi baik bangunan yang lama maupun yang baru,” kata Hilmi usai menghadiri Penganugerahan Metrologi Legal Award di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Rabu (11/12).
Hilmi mengaku sudah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan agar segera melakukan penjadwalan untuk menganalisis seluruh bangunan sekolah di Kabupaten Cirebon, baik bangunan baru ataupun bangunan lama.
Ia menegaskan, analisa atap bangunan juga akan dilakukan ke semua bangunan milik Pemkab Cirebon, dalam hal ini bangunan perkantoran. Jika dari hasil analisa itu diketahui ada atap bangunan yang tidak mampu menahan beban, maka harus segera diangkat. “Apakah baja ringan yang ditambah kekuatannya atau gentengnya yang diganti,” kata Hilmi.
Ia meyakini, tim teknik yang akan dilibatkan dalam proses analisa, mampu mengukur kekuatan baja ringan dengan beban yang ada.
Sebelumnya, dua ruang SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon tiba-tiba ambruk pada Selasa (10/12) pagi sekira pukul 08.15 WIB. Dua ruang sekolah yang ambruk itu adalah ruang kelas 9i dan ruang komputer.
Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 7 siswa harus dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit. Penjaga sekolah, Atim menyampaikan, ambruknya dua ruang tersebut diketahui sekira pukul 08.15 WIB dari suara gemuruh di lokasi tersebut.
Runtuhnya ruang kelas tersebut membuat puluhan siswa yang ada di dalamnya langsung berhamburan keluar. Para siswa yang sedang melakukan tugas remedial itu sontak saling berebut pintu untuk bisa keluar dari ruang kelas.
“Karena berebut keluar, jadi ada yang terjebak 7 orang. Ada yang parah dua orang dari kelas 9i. Ada dua ruang yang ambruk, yaitu ruang komputer dan ruang kelas 9i,” ujar Atim.
Geger ambruknya ruangan SMPN 1 tersebut langsung direspon oleh Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya dengan meninjau langsung ke lokasi beberapa jam setelah peristiwa itu terjadi.
Wahyu Mijaya merasa prihatin karena ambruknya dua ruang di SMPN 1 tersebut mengakibatkan tujuh orang siswa menjadi korban. Pasalnya, saat itu ketujuh siswa yang menjadi korban sedang mengikuti kegiatan remedial.
Menurut Wahyu, tujuh siswa yang menjadi korban saat kegiatan remedial terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan. Ia mejelaskan, semua siswa yang menjadi korban tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit Medimas Kota Cirebon.
“Kami juga akan melihat kondisi mereka dan menanggung semua pengobatan semua siswa sampai selesai,” kata Wahyu saat meninjau lokasi ambruknya ruangan SMPN 1 Talun bersama Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, Selasa (10/12).
Ia menegaskan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk memprioritaskan pembangunan ruang yang ambruk tersebut. Sehingga, para siswa bisa melanjutkan belajar seperti biasanya.
“Kita akan konsultasikan dulu dengan aparat. Kalau sudah ada hasil komunikasi kami dengan aparat, kita akan coba alokasikan anggaran pergeseran sehingga atapnya bisa segera dilakukan perbaikan,” kata Wahyu.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rapat pimpinan membahas ambruknya dua ruangan di SMPN 1 tersebut. Bahkan, pihaknya juga akan melakukan pengecekan tidak hanya bangunan sekolah, tapi setiap bangunan gedung perkantoran yang atapnya menggunakan baja ringan yang masih menggunakan genteng berat.
“Kita antisipasi dari sekarang, agar jangan sampai kejadian serupa di tempat lain di waktu-waktu mendatang,” paparnya.
Menurut informasi yang ia terima, atap di dua ruangan SMPN 1 Talun yang ambruk tersebut direhab di tahun 2021. Namun, pembangunannya menggunakan baja ringan dan genteng yang berat. (Ghofar)
Discussion about this post