KOTA CIREBON, (FC).- Sebanyak 35 Bhante Thudong yang menjalani perjalanan spiritual Thudong 2025 hari ini resmi memasuki Negara Malaysia melalui pintu gerbang Padangbesar, perbatasan antara Thailand dan Malaysia.
Perjalanan ini dipimpin oleh Prabu Diaz, Panglima Tinggi Macan Ali Nuswantara, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab dalam perjalanan para Bhante.
Dengan penuh khidmat, rombongan Bhante melanjutkan perjalanan mereka, membawa misi perdamaian, ketenangan, dan kebijaksanaan dalam ajaran Dharma.
“Kami memohon doa restu agar perjalanan ini berjalan lancar hingga tujuan,” ujar Prabu Diaz dalam keterangannya, Minggu (16/8).
Thudong merupakan tradisi perjalanan spiritual yang dijalani oleh para Bhante sebagai bentuk latihan ketahanan fisik dan mental dalam mencapai pencerahan.
Perjalanan lintas negara ini menjadi simbol keteguhan hati dalam menjalankan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian.
Masyarakat sekitar turut menyambut dengan hangat kedatangan rombongan Bhante, memberikan dukungan serta doa agar perjalanan ini penuh berkah.
Setelah melewati perbatasan, para Bhante akan melanjutkan perjalanan mereka menuju berbagai titik spiritual di Malaysia sebelum melanjutkan ke tujuan berikutnya.
“Semoga perjalanan Thudong 2025 ini berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi semua makhluk,” harapnya.
Sebagai informasi, lanjutnya, perjalanan ini akan berlangsung selama lebih dari tiga bulan. Setelah menempuh perjalanan panjang, para biksu direncanakan tiba di Candi Borobudur pada 8 Mei 2025.
Mereka akan menginjakkan kaki di Stupa Puncak Candi Agung Borobudur.
Selanjutnya pada 10 Mei, mereka akan mengikuti prosesi pengambilan Api Abadi di Mrapen, dilanjutkan dengan pengambilan Air Suci di Jumprit pada 11 Mei.
Acara puncak akan berlangsung pada 12 Mei 2025 dalam perayaan Waisak di Candi Agung Borobudur.
Usai prosesi Waisak, para biksu akan kembali ke Jakarta pada 13 Mei dan bermalam sebelum akhirnya pulang ke negara masing-masing pada 14 Mei 2025.
Prabu Diaz berharap, perjalanan ini bisa menjadi simbol toleransi dan persaudaraan antarbangsa. “Kami mohon doa restu dari seluruh warga bangsa.
“Mari kita sambut ‘Thudong 2025’ sebagai bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat toleran,” ujarnya.
Perjalanan ini bukan sekadar ziarah spiritual, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan kepada dunia nilai-nilai harmoni dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. (Agus)
Discussion about this post