KOTA CIREBON, (FC).- Dukungan terhadap Dani Mardani yang sudah mengantongi rekomendasi dari DPP PAN untuk menjadi Calon Walikota Cirebon, terus berdatangan.
Bukan saja dari institusi atau lembaga, bahkan dari tokoh senior Kota Cirebon pun nyatakan mendukung Ketua DPD PAN Kota Cirebon tersebut.
Hasanudin Manap, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon yang merupakan birokrat senior pada masanya menilai, Dani Mardani sebagai sosok yang bisa diterima oleh semua kalangan.
Apa lagi Dani bisa mewakili kaum atau generasi muda yang sarat akan pengalaman di legislatif kurang lebih selama 15 tahun dan memahami pemerintahan karena menjadi mitra kerjanya sesame penyelenggara pemerintahan.
“Dani selama tiga periode menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Cirebon, Dani selalu menduduki jabatan yang penting sebagai Ketua Komisi I dan Badan Anggaran (Banggar),” ucapnya, Senin (13/5).
Wlaupun masih muda, lanjut Manap, dengan pengalamannya Dani sudah mumpuni dalam dunia politik.
Orangnya Religius, dan memotivasi, punya wawasan luas dan bisa diterima berbagai kalangan.
Menurutnya, dalam kontestasi Pilwalkot kali ini, peluang Dani cukup terbuka untuk diusung. Tidak mesti mengambil posisi calon E1, jika peluangnya di posisi E2 pun potensinya cukup terbuka.
“Sayang kalau tidak diambil partai lain, karena dukungannya dari PAN sudah dapat rekomendasi, dan organisasi kemasyarakatan, termasuk milenial banyak yang mendukung Dani,” ujar Manap.
Dia menilai dari sekian banyak tokoh di partai besar tingkatan Kota Cirebon, Dani punya potensi cukup bagus untuk mengambil momentum ini.
Disinggung tentang calon pasangannya di Pilkada Kota Cirebon, Manap menilai ada kecocokan jika Dani ditandemkan dengan Agus Mulyadi (Gusmul).
Duet ini diyakini akan saling melengkapi di jalannya pemerintahan jika kelak terpilih oleh masyarakat Kota Cirebon.
“Kalau Gusmul punya partai dan menggandeng Dani itu saling melengkapi. Yang satu birokrat ahli pemerintahan, yang satu politisi yang luwes,,” sebutnya.
Meski demikian, dia mengembalikan lagi pandangan politiknya ini kepada mekanisme di parpol masing-masing.
Karena semua parpol tentunya punya dinamika tersendiri dalam menghadapi momentum Pilkada Kota Cirebon ini.
“Tapi Wallahualam, karena perjalanan politik penuh dinamika. Kelemahan Gusmul belum punya partai, walaupun dia dibesarkan dari Golkar, tapi belum tentu di Pilkada Kota Cirebon ini dia diambil oleh Golkar,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post