KAB. CIREBON, (FC).- Paska banjir yang merendam ratusan rumah warga Pemdes Tuk Karangsuwung dan TNI Polri melakukan bersih-bersih.
Termasuk pengangkatan sampah yang tersangkut tepat dibawah jembatan di Blok Pulo Undrus, Desa Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Senin (31/1).
Banjir yang terjadi di Desa Tuk Karangsuwung tersebut, sedikitnya merendam 160 rumah warga desa setempat.
Ketinggian banjir mencapai 2,2 meter dari luapan sungai Singaraja pada Minggu (30/1) malam.
Kuwu Desa Tuk Karangsuwung, Azis Maulana mengungkapkan, banjir yang menerjang desanya tersebut dikarenakan sungai yang melintasi desa tersebut sudah tidak mampu menampung debit air.
Selain itu diperparah adanya pendangkalan dan penyempitan saluran sungai Singaraja.
Menurutnya sungai Singaraja seharusnya segera dilakukan normalisasi atau pengerukan. Jika ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan saat hujan turun dengan intensitas besar, banjir akan kembali merendam pemukiman, dan ini terjadi setiap tahunnya.
“Kami sudah mengajukan pengajuan untuk dilakukannya normalisasi sungai Singaraja, semenjak tahun 2020 namun hingga sekarang pengajuan tersebut belum juga direalisasikan,” ungkapnya kepada FC .
Dalam kesempatan tersebut Azis sempat berkomunikasi dengan pihak BBWS melalui sambungan telepon seluler, untuk mengeluhkan kondisi sungai Singaraja dan memastikan rencana adanya normalisasi sungai Singaraja.
Namun di luar prediksinya, dirinya mendapat perlakuan yang kurang baik.
“Saya mengeluh kepada pihak BBWS, malah mendapatkan jawaban yang tidak mengenakan ‘anda sedang berhadapan dengan pejabat’ bahkan ada ucapan ‘kuwu ini jangan merasa lebih tinggi dari presiden’ saya rasa apa yang diucapkannya kurang elok, dan tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat pemerintahan,” paparnya.
Artinya, seorang kuwu adalah pejabat pemerintah terbawah, yang setiap hari selalu berhadapan dan berinteraksi langsung dengan warga, dan mereka menuntut Pemdes dalam hal ini Kuwu, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan-permasalahan yang ada di desa.
Terlebih berkenaan dengan banjir yang setiap tahunnya melanda, khususnya di Desa Tuk Karangsuwung, mereka menuntut agar Pemdes serius menanggulangi permasalahan banjir.
Lebih lanjut Azis menyampaikan permasalahan banjir ini menjadi tanggung jawab semua pihak, baik itu pemerintah pusat hingga daerah, beserta dinas terkait lainnya.
Namun terkadang Pemdes selalu menjadi yang dipersalahkan oleh masyarakat yang katanya lamban dalam menanggulangi banjir.
“Apa yang saya sampaikan merupakan sesuatu yang wajar, harapan saya sebagai seorang pejabat pemerintahan seharusnya lebih bijak dalam melayani aspirasi Pemdes, terlebih apa yang kami sampaikan demi kepentingan masyarakat banyak,” tandasnya.
Dijelaskan Azis, hujan yang turun di wilayah Lemahabang semenjak sore hingga malam dengan curah sedang.
Namun intensitas hujan cukup lama dan diperparah adanya kiriman air dari hulu, yang menyebabkan sungai Singaraja meluap dan merendam sedikitnya 160 rumah warga, dengan ketinggian banjir hingga 2.2 meter.
Pihaknya bersama aparatur desa dan masyarakat turun langsung membantu warga yang terdampak banjir untuk dievakusi dengan alat alakadarnya ke tempat yang aman yang dipusatkan di kantor desa setempat maupun ke tempat yang tidak terdampak banjir.
“Kami berharap pemangku kebijakan di Kabupaten Cirebon untuk lebih respeck terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di daerah, khususnya daerah dalam kategori rawan bencana,” pungkasnya. (Nawawi)
Discussion about this post