KOTA CIREBON, (FC).- Permasalahan sampah di Kota Cirebon begitu kompleks. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan pengelolaan penanganan yang belum optimal, membuat permasalahan sampah bisa berdampak kesehatan dan sosial.
Untuk itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan sampah. Seperti yang dilakukan oleh warga RW/ 13 Kertasemboja, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk.
Pengelolaan sampah yang dilakukan menggunakan sebuah alat pembakar sampah (incinerator) yang ramah lingkungan tanpa timbulnya polutan.
Hal ini mendapatkan apresiasi dari Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati, yang datang langsung untuk meresmikan pengoperasian incinerator tersebut. Eti menilai, inovasi yang dilakukan warga RW/13 Kertasemboja adalah salah satu terobosan baik untuk mengurangi sampah di Kota Cirebon.
“Incinerator ini bisa jadi percontohan untuk RW yang lainnya dalam hal pengelolaan sampah. Ini salah satu jalan keluar dan solusi permasalahan sampah di Kota Cirebon. Memang tadi setelah dicoba, ternyata masih ada kekurangan, yakni suara dari mesin masih bising, tapi kedepan bisa diganti pakai dinamo,” jelasnya kepada FC, Kamis (19/11).
Eti berharap, dengan adanya alat incinerator ini bisa menjadi semangat untuk warga Kota Cirebon terutama anak muda dalam berinovasi.
“Alat ini diciptakan hasil karya anak bangsa, dan wong Cirebon. Semoga kedepan muncul inovasi lainnya dari para anak muda,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Gandi mengatakan, alat incinerator yang diciptakan warga setempat adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
“Tentu sangat membantu kami di DLH, jadi sampah bisa diolah di tingkat masyarakat, mengurangi pembuangan langsung di TPS dan TPA. Alat pembakar sampah ini bisa diadopsi untuk di tempat-tempat lain. Tentunya dengan pengembangan yang ramah lingkungan,” harapnya.
Sementara itu, Aryanto Misel, penggagas alat pembakar sampah ini mengatakan, disebut ramah lingkungan, karena incinerator tanpa menghasilkan asap pembakaran, sehingga tidak polutif.
“Tanpa bahan bakar minyak, karena alat ini hanya menggunakan sampah itu sendiri sebagai bahan bakarnya,” jelasnya.
Untuk cara kerjanya, lanjut Aryanto, awalnya sampah dimasukan ke dalam tabung besar untuk dibakar. Setelah dibakar, keluar asap yang kemudian turun masuk ke tabung kecil yang fungsinya mengolah asap. Di tabung tersebut dicampur air dan berputar. Hasil dari pembakaran akan keluar pupuk organik cair.
“Selain ramah lingkungan, dari pengolahan sampah menggunakan alat ini juga menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC), cukup mahal pupuk ini. Mudah-mudahan alat ini menjadi salah satu alternatif pengurangan sampah di Kota Cirebon,” tandasnya. (Agus)