KOTA CIREBON, (FC).- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon bersama Pemerintah Kota Cirebon menyelenggarakan Festival Pekalipan bertajuk “Akurturasi Budaya Caruban Nagari”.
Festival Pekalipan yang menghadirkan Pusat Kuliner dan Aksi Kesenian ini digelar sebagai upaya penguatan ekonomi pasca pandemi dan mendorong peningkatan kualitas sektor pariwisata Kota Cirebon.
Akurturasi sebagai akronim dari kata “akur” dan “akulturasi” yang diharapkan menjadi representasi perpaduan budaya di kota cirebon yang akur/guyub.
Caruban mengungkapkan bahwa
Kota Cirebon yang asal usulnya berasal dari kata “Caruban” yang berarti campuran dalambbahasa Sunda.
Sehingga tajuk “BUDAYA CARUBAN NAGARI” maksudnya adalah Kota
Cirebon merupakan kota dengan budaya negeri campuran, dimana kerukunan masyarakatnya baik dari berbagai suku, adat, etnik, agama, budaya yang tinggal di Cirebon menjadi keuunggulan dan keunikan tersendiri bagi Kota Cirebon.
Kepala KPwBI Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan, setelah hampir 3 tahun terdampak pandemi, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terhantam dan pertumbuhannya terkontraksi cukup dalam.
Sektor pariwisata sendiri juga merupakan sektor yang berdampak sistemik dalam pemulihan ekonomi karena melemahnya sektor pariwisata akan berdampak pada sektor-sektor lain yang terkait seperti sektor jasa, kuliner, UMKM, hotel, dan lainnya.
Oleh karena itu, Festival Pekalipan yang dihelat di Jalan Pekalipan, Kota Cirebon ini diselenggarakan dalam upaya untuk mendorong penguatan ekonomi pariwisata pasca pandemi serta sebagai dukungan dalam Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia.
“Penyelenggaraan Festival Pekalipan yang berkelanjutan diharapkan mampu menjadi ikon wisata Kota Cirebon,” kata Hestu.
Festival ini juga berpotensi untuk meningkatkan aktivitas perekonomian di Kota Cirebon dan mendorong perbaikan ekonomi berkelanjutan.
Terutama sebagai langkah mitigasi dampak luka memar pada pelaku UMKM akibat pandemi Covid-19 agar dapat pulih cepat dan pulih lebih kuat.
Selain itu, Bank Indonesia Cirebon juga mendorong inklusivitas keuangan daerah melalui implementasi QRIS di Festival Pekalipan agar berbagai kalangan masyarakat dapat dengan mudah berbelanja dan lebih lanjut dapat mendorong kinerja penjualan pelaku UMKM.
“Dengan mendorong implementasi pembayaran nontunai maka kesempatan pelaku usaha mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan maupun nonperbankan dapat semakin baik sehingga para pelaku usaha juga berkesempatan untuk melebarkan usahanya atau bahkan berpeluang untuk ekspor,” tandas Hestu
Selain dorongan untuk bertransaksi menggunakan pembayaran nontunai, pada Festival Pekalipan ini, Bank Indonesia juga menghadirkan layanan “Saber Uang Lusuh” yaitu layanan penukaran uang baru Tahun Emisi 2022 bagi masyarakat yang membutuhkan.
Layanan penukaran ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang Cinta Bangga Paham Rupiah.
Lebih lanjut, pada kesempatan ini, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dalam upaya memperkuat langkah pengendalian inflasi khususnya terkait pangan juga melaksanakan
kegiatan yang mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yaitu Lomba masak “Diversifikasi Produk Pangan Olahan” dan Peluncuran Lomba Kampung Pangan Lestari Hijau (KPLH) Kota Cirebon melalui penyerahan bibit tanaman cabai yang dikemas dalam pertunjukan Ngoprek Pekalipan.
Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan awareness masyarakat terkait penggunaan produk pangan olahan dan inisiasi urban farming dengan tujuan untuk mengurangi tekanan inflasi pangan dari sisi demand.(Andriyana/rls)
Discussion about this post