KAB. CIREBON, (FC),- Dugaan adanya penggunaan bahan bakar limbah plastik oleh salah satu industri rumahan produksi tahu di Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, langsung direspon Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kabupaten Cirebon.B
eberapa waktu lalu tim dari DLH telah melakukan sidak langsung ke pabrik tersebut.
Kedatangan tim dari DLH Kabupaten Cirebon ke pabrik tahu dibenarkan oleh Kasi Kesejahteraan Desa Gumulung Lebak, Ucup Supriyatna. Menurutnya petugas DLH datang ke Dusun 3 Karanganyar mengecek keberadaan pabrik tahu tersebut.
“Beberapa waktu lalu memang ada petugas DLH Kabupaten Cirebon melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke pabrik tahu yang ada di Dusun 3 Karanganyar,” jelas Ucup, Kamis (8/8).
Dalam sidak tersebut, lanjut Ucup, pemilik industri tahu tersebut tidak berada di tempat, namun demikian pihak DLH tetap memeriksa secara menyeluruh keadaan pabrik tersebut dan berkesempatan berkomunikasi dengan istri pemilik pabrik, terkait proses pengolahan kedelai, pengolahan tahu mulai dari pencetakan hingga penggorengan tahu.
Ucup menyebutkan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, DLH menemukan bahan bakar yang tidak sesuai peruntukan yakni menggunakan rongsok campuran plastik dan bahan berbahaya lainnya.
” Nantinya pihak DLH akan melayangkan surat teguran pada pemilik pabrik, mungkin juga nantinya akan di berikan surat peringatan,” ungkapnya
Ucup pun mengatakan, dari apa yang disampaikan perwakilan DLH, nantinya pihak DLH akan membuat berita acara terkait temuan bahan bakar yang digunakan oleh industri pengolahan rotasi tersebut.
” Tentu saja, penggunaan limbah plastik itu bisa membahayakan kesehatan dan mencemari lingkungan sekitarnya,” katanya
Menurutnya, hal tersebut pun tidak hanya berbahaya bagi kerusakan lingkungan, namun dalam proses perebusan hingga penggorengan tahu menggunakan bahan bakar rongsok pun sangat membahayakan hasil produksi.
” Jadi ini tidak hanya menjadi tugas dinas lingkungan hidup semata melainkan harus ada pihak yang berwenang lainnya untuk memeriksa kualitas dari hasil tahu yang diproduksi, ” pungkasnya (Agus)