KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengembalikan 214 hektare lahan milik pemerintah daerah ke Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Cirebon.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas mengatakan, ratusan hektare lahan tersebut dihibahkan pada bulan November tahun lalu melalui surat keputusan Bupati Cirebon, H Imron.
Asep mengatakan, pengembalian aset tersebut lantaran Dinas Pertanian diberikan kewenangan menyewakan kembali lahan tersebut kepada penggarap.
“Perintah tersebut tidak sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian. Kalau kami disuruh menanam atau melakukan pembenihan, mungkin akan kami lakukan. Tetapi, kalau disuruh menyewakan kembali, tidak bisa,” kata Asep Pamungkas, Selasa (18/10).
Asep mengatakan, ratusan hektare lahan tersebut berada di ujung barat Kabupaten Cirebon bagian barat hingga timur. Menurut Asep, penyerahan lahan tersebut diprediksi tidak akan menaikkan jumlah produksi padi Kabupaten Cirebon. Kalau diterima, akan menjadi lahan tidak produktif.
“Sebenarnya, lahan 22,5 hektare yang digarap oleh Dinas Pertanian sebenarnya sudah cukup dan membuat ketersediaan beras kami juga surplus,” katanya.
Berdasarkan informasi, 22,5 hektare lahan pertanian yang digarap oleh Dinas Pertanian berada di Kecamatan Susukan, Kecamatan Sumber, Dukupuntang, dan Suranenggala. Sementara, luas lahan pertanian di Kabupaten Cirebon mencapai 97.965 hektare. Dari jumlah tersebut, 54.203 hektare merupakan lahan padi.
Sedangkan, Dinas Pertanian mencatat, produksi padi di wilayahnya per hari ini sebanyak 656.365 ton gabah kering giling. Asep mengaku rata-rata setiap hektare lahan pertanian di Kabupaten Cirebon menghasilkan 6,7 ton gabah kering giling.
Asep menyebutkan, lahan pertanian padi paling produktif di Kabupaten Cirebon berada di wilayah bagian utara dan barat. “Hasilnya memuaskan, yang gagal panen hanya sebagian kecil. Petani juga masih produktif,” kata Asep.
Dinas pertanian mengimbau, kepada seluruh petani di Kabupaten Cirebon untuk mempercepat masa tanam padi. Hal ini karena curah hujan yang terjadi belum tinggi. Menurutnya, bila melakukan penanaman pada saat curah hujan tinggi, ancaman gagal panen dipastikan bakal terjadi dan merugikan para petani. “Saat ini sangat cocok untuk tanam padi. Jangan sampai pas hujan sudah tinggi baru menanam, itu akan percuma,” pungkasnya Asep. (Ghofar)
Discussion about this post