INDRAMAYU, (FC).- Pada awal Desember tahun 2020 lalu, sebuah struktur sudut diduga bangunan candi kuno ditemukan arkeolog saat melakukan ekskavasi di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Diketahui, bangunan itu berbentuk candi yang diperkirakan dibangun pada masa abad ke 9 hingga 10 masehi.
Hal ini mendapatkan perhatian khusus dari Bupati Indramayu terpilih Nina Agustina Da’i Bachtiar. Nina meninjau langsung penemuan situs bersejarah yang sementara diberi nama Candi Sambimaya, Minggu (21/2).
Nina yang akan segera dilantik beberapa hari kedepan ini, didampingi Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi, dan penemu Candi Sambimaya Brigadir Rusmanto yang juga anggota Polsek Indramayu.
Menurut Nina, temuan cagar budaya ini merupakan salah satu potensi daerah, yang harus dilestarikan sebagai situs sejarah yang harus di pertahankan.
“Situs sejarah ini juga harus bisa dikembangkan melalui wisata sejarah di Indramayu. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam melastarikan budaya masyarakat setempat, ” ungkapnya.
Sementara menurut ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi menjelaskan, temuan candi ini merupakan salah satu temuan sejarah baru yang ada di Kabupaten Indramayu.
Pihaknya akan terus berupaya dalam mencari dan menggali temuan arkeologis ini hingga selesai.
“Candi Sambimaya ini merupakan salah satu temuan sejarah baru yang ada di Kabupaten Indramayu, adanya temuan tersebut berarti jejak peradaban di Kabupaten Indramayu sudah lengkap,” ucapnya.
Hal itu setelah ditemukannya beberapa bukti sejarah dari masa Prasejarah, Hindu Budha, Islam hingga masa Kolonial.
Masa Prasejarah, kata Dedy, dibuktikan dengan ditemukannya fosil Stegodon dan gigi Carcarocles Megalodon atau ikan hiu purba di kawasan Ciwado Kecamatan Terisi.
Ikan hiu purba diketahui hidup pada masa Miosin hingga Plestosin akhir, sekitar 2,6 juta hingga 1,8 juta tahun yang lalu.
Masih di tempat yang sama, juga ditemukan tradisi batu besar (Megalitik) yang hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk sarana pemujaan.
“Indramayu ini kaya dengan tinggalan cagar budaya. Dari fosil, candi, masjid kuna sampai makam Belanda (Kerkoof) dan bangunan bergaya eropa. TACB mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan perhatian dari Bupati Indramayu terpilih,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan temuan di situs Dingkel, arkeolog senior sekaligus ahli candi Indonesia Prof Dr Agus Aris Munandar menyatakan situs Dingkel ini merupakan sebuah kawasan atau kompleks permukiman umat Budha pada masa itu.
Melihat dari hasil temuannya, menurutnya tidak menampik situs ini memiliki kesamaan dengan situs Batujaya di Karawang dan situs Muaro Jambi di Jambi.
“Saya meyakini ada reruntuhan stupa besar di kawasan itu dan perlu dilakukan penelitian dan ekskvasi secara berkala agar segera terungkap,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tim gabungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu mulai menemukan struktur bangunan diduga Candi ‘Dingkel’ di Blok Dingkel Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Dalam ekskavasi, tim mendapati struktur bata berjumlah 8 lapisan.
Temuan struktur itu merupakan ODCB (Obyek Diduga Cagar Budaya) dikaitkan dengan dimensional dan sebaran struktur lainnya.
Diperlukan kegiatan penelitian lanjutan yang melibatkan pihak terkait salah satunya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat dan BPCB Banten dan Balar Jawa Barat.
Disamping itu, harus ada peran serta aktif aparatur desa serta masyarakat khususnya di desa Sambimaya dalam proses pelestarian dan pengembangan di masa mendatang. (Agus)
Discussion about this post