GEBANG, (FC).- Tursinah (41) Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun 05, RT/003 RW/010, Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon dikabarkan meninggal dunia di Negara Irak setelah 3 bulan berangkat dari Indonesia.
Jenazah Tursinah dijadwalkan akan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng pada Jumat, (21/2) sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan pesawat Turkish Airline dengan kode penerbangan TK 0303.
Kakak korban, Dulyaman kepada FC Kamis (20/2) memaparkan, informasi meninggalnya Tursinah tersebut diketahui pertama kali oleh pengurus Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Cirebon.
Menurutnya, kabar jika kakaknya tersebut meninggal pada Senin (10/2) sekitar pukul 22.00 WIB yang diterima dari salah seorang PMI asal Sukabumi yang ikut merawat korban di rumah sakit.
“Dari pengurus SBMI dikabarkan bahwa sebelum meninggal kakak saya sempat dirawat di rumah sakit karena sakit,”ungkap Dulyaman.
Setelah mendapat informasi tersebut, sambung dia, dirinya di dampingi pengurus SBMI memproses surat permohonan pemulangan jenazah beserta dokumen lainnya ke Pemdes Gebang Kulon, dan langsung dikirimkan ke KBRI di Baghdad Irak.
Setelah semua dokumen terkirim, selanjutnya staf dari KBRI akan memberikan informasi kepada dirinya terkait rencana pemulangan jenazah kakaknya tersebut.
Bahkan mengirimkan foto-foto yang memastikan informasi bahwa kakaknya tersebut benar meninggal dan rencana proses pemulangannya.
“Kamis pagi saya mendapatkan kabar dari staf KBRI bahwa jenazah kakak saya dijadwalkan akan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng pada Jumat, (21/2) sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan pesawat Turkish Airline dengan kode penerbangan TK 0303,” tutur Dulyaman.
Diduga Dibuang Majikan
Sebelumnya, Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Negara Malaysia asal Desa Kalisari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon,Jumaroh (27) ditemukan di Johor Bahru Malaysia, Sabtu (15/2) dalam kondisi sakit dan tidak membawa dokumen. Diduga, Jumaroh dibuang majikannya.
Jumaroh ditemukan salah seorang PMI asal Jember di Johor Bahru Malaysia, penemuan PMI tersebut akhirnya dilaporkan ke seorang Volunteer International Domestic Workers Federation / Komunitas Pekerja Rumah Tangga (IDWF) dan diteruskan ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Cirebon.
Sekretaris SBMI Kabupaten Cirebon, Abdul Rohman kepada FC, Rabu (19/2) mengungkapkan, kronologis kejadian bermula pada Sabtu, (15/2), Bariyah dari Komunitas Pekerja Rumah Tangga menerima informasi dari seorang Pekerja Migran Indonesia bernama Ira yang bekerja sebagai penjaga kedai di sekitaran wilayah Kantor KJRI Johor Bahru, Malaysia.
Ira bertemu dengan seorang warga negara Indonesia dalam kondisi diduga mengalami depresi di kedai tempat ia bekerja. Dari informasi yang didapat, perempuan tersebut diduga dibuang oleh majikannya sejak Kamis, (12/2) di sekitaran KJRI dan diberikan penampungan oleh penyewa rumah disekitar lokasi tersebut.
Ira merasa bingung karena tidak tahu harus melakukan apa tanpa ada dokumen dan kondisi sedikit depresi.
“Dari informasi yang digali oleh Ira, pekerja dimaksud bernama Jumaroh, asal Pasar Bawang, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Jumaroh hanya mengingat nama, alamat dan nama kedua orang tua-nya Ibu bernama Radian dan Bapak bernama Wanto. Dari yang bersangkutan tidak ditemukan dokumen apapun,”ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, kata Rohman, Ira kemudian melaporkan ke Volunteer IDWF, Bariyah, untuk menggali informasi dokumen dan keberadaan keluarga korban.
Hal itu dilakukan setelah IDWF menghubungi layanan hotline KJRI Johor Bahru dinomor +60167700378 dan tersambung dengan staff Bernama Hamid untuk berkonsultasi mengenai kasus Jumaroh.
KJRJI pun meminta data lengkap dan meminta dipastikan kondisi Jumaroh apakah sakit atau tidak. Jika sakit harus dirujuk kerumah sakit, akan tetapi KJRI tidak dapat memberikan rujukan atau mengantar tanpa ada data lengkap dari Jumaroh karena dengan data tersebut KJRI dapat menghubungi majikan atau agency yang memberangkatkan Jumaroh.
“Dari penelusuran yang ditemukan oleh Tim SBMI Cirebon didapatkan bahwa Jumaroh berangkat melalui PJTKI Crystal Biru Meiligo pada akhir tahun 2018. Selama bekerja Jumaroh pernah berkomunikasi dengan keluarga sebanyak 2 kali dan dia menyampaikan bahwa dia sulit berkomunikasi dan Gaji selama bekerja dipegang oleh majikan dengan janji akan diberikan pada saat habis kontrak dan pulang ke Indoensia. Selama 2 tahun bekerja,” ujarnya.
Kemudian pada, Senin (17/2) sekitaran pukul 15.00 pm Bariyah mendapat telepon dari KJRI Johor Bahru dan menyampaikan bahwa mereka tak bisa menerima Jumaroh di shelter KBRI karena kondisinya sakit, dan shelter tidak memungkinkan menampung Jumaroh. Saran KJRI, Jumaroh harus dibawa ke rumah sakit atau kantor polisi.
Bariyah kemudian menyampaikan jika KJRI membawa ke rumah sakit tidak ada jaminan biaya dimana sering kali tagihan mencapai RM 10.000 hingga RM 20.000 sehingga KJRI Malaysia menyarankan harus dibawa ke kepolisian dan pihak polisi yang akan membawa ke rumah sakit.
“Didapat keterangan dari dokumen laporan Kepolisian Diraja Malaysia menyebutkan Jumaroh bekerja sebagai PRT atas nama Liem Siaw Siang, yang justru majikan Jumaroh telah melaporkan Jumaroh lantaran telah kabur dari rumahnya,” katanya.
Dijelaskan bahwa dalam laporan kepolisian disebutkan bahwa pekerja rumah tangga atas nama Jumaroh nomor Paspor, AU386535 asal Indonesia telah melarikan diri pada tanggal 4 Februari 2020 sekitar pukul 19.50.
Sampai saat ini kondisi Jumaroh sangat tidak stabil dan dibutuhkan pendampingan khusus, termasuk hal mendesak adalah kebutuhan rumah aman/shelter agar keberadaan Juamroh tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Korban juga membutuhkan pendampingan hukum dan psikologi, pemenuhan hak gaji selama dua tahun bekerja dan pemulangan ke Indonesia termasuk hal lain yang melekat.
“Kami terus melakukan komunikasi dengan IDWF Malaysia dan informasi terakhir didapat, alhamdulillah saat ini PMI Jumaroh sudah diterima KJRI berkat desakan IDWF, SBMI DPN Pusat, dan SBMI Cirebon yang kemudian diteruskan ke RSJ Pernai utk menenangkan kondisi jiwanya,”pungkas Rohman. (nawawi)
Discussion about this post