KOTA CIREBON, (FC).- Penyerapan anggaran hasil recofusing dinas-dinas melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) Kota Cirebon, masih ada yang belum terserap secara optimal.
Dari data di Badan Keuangan Daerah (BKD) Dinas Kesehatan (Dinkes) baru menyerap 24,5 persen senilai Rp3,897 milyar dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp15,896 milyar.
Atas hal itu, Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati meminta dinkes, untuk mengoptimalkan anggaran tersebut. Apalagi, anggaranyang dialokasikan untuk dinkes cukup besar. Karena dinkes adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Kota Cirebon.
“Gunakan anggaran BTT ini dengan optimal. Sehingga penanganan Covid-19 juga akan lebih maksimal,” jelas Eti kepada FC, Kamis (25/6).
Eti juga meminta, agar program yang sudah disusun guna penanganan dan pencegahan Covid-19 agar dijalankan dengan baik. Eti tidak ingin program yang telah dibuat dengan pelaksanaannya tidak sinkron.
Eti menyoroti pemanfaatan Aula Gedung Diklat BKKBN yang digunakan untuk isolasi. Dengan anggaran Rp7,1 milyar baru terserap Rp650 juta. Sehingga diperlukan adanya evaluasi.
Bahkan bila dinilai diperlukan, bisa saja ada realokasi BTT yang dianggarkan untuk dinkes. Tentunya harus ada pembahasan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Pos mana yang akan mendapatkan prioritas realokasi anggaran ini.
“Kemudian harus lebih intensif lagi untuk sosialisasi kepada masyarakat. Ini penting, karena memasuki AKB atau new normal ini masyarakat masih salah persepsi. Sehingga perlu edukasi dari dinkes,” pungkasnya. (gus)