KAB. CIREBON, (FC).- Permasalahan sampah di Kabupaten Cirebon menjadi tanggung jawab bersama dalam penanganannya. Mengingat, masalah sampah kerap menjadi persoalan yang terus dikeluhkan warga hampir di setiap wilayah.
Sejalan dengan itu, Pemkab Cirebon terus berupaya meminimalisasi produksi sampah dari hulu hingga hilir yang penanganannya dari level bawah yang melibatkan sejumlah elemen termasuk TNI dan Polri.
Pangdam III/Siliwangi bersama Gubernur Jawa Barat memperkenalkan penggunaan teknologi dalam pengelolan sampah.
Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf Afriandy Bayu Laksono mengungkapkan, dibutuhkan kolaborasi dengan pemerintah daerah khususnya dalam penaganan sampah. Pasalnya sampah masih mempunyai nilao ekonomis yang tinggi.
“Di Kabupaten Cirebon setiap individu menghasilkan 0,54 kilogram sampah setiap hari dikalikan berapa jumlalah penduduk dalam sehari dan setahun pasti menumpuk, sehingga dibutuhkan pengelolaan sampah dengan baik,” katanya usai launching inovasi mesin pengolahan sampah secara virtual bersama Kodam III Siliwangi, di ruang Command Center Makodim setempat, Kamis (5/1).
Langkah ke depan, Kodim 0620 Kabupaten Cirebon akan mengerahkan seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) di tiap desa untuk turut serta memberikan pemahaman dan sosialisasi soal penanganan sampah yang dimulai dari perumahan.
“Tentunya peran kita di TNI tidak lepas untuk berkontribusi dalam penanganan sampah. Kami pun akan terus berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup yang melibatkan seluruh Babinsa di tiap desa se Kabupaten Cirebon untuk berperan aktif soal sampah ini,” ungkap Afriandy.
Dandim menerangkan, sosialisasi soal sampah yang harus lebih ditekankan adalah kesadaran individu masyarakat. Nantinya, kata dia, jika masyarakat taat dan faham akan pentingnya kebersihan maka sampah akan hilang dengan sendirinya.
“Sampah akan sendirinya hilang mulai dari rumah, jika masyarakat sadar dan paham akan pentingnya kebersihan. Karena penanganan sampah dibutuhkan kolaborasi dari hulu ke hilir yang dimulai dari diri sendiri agar beban ini tidak terus bermuara pada pemerintah saja,” ungkapnya.
Ia menyebut sampah memililiki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Asalkan kita mempunyai komitmen dalam penanganan dan pengelolaan sampah. “Alat yang di perlihatkan oleh Pangdam dan Gubernur ini merupakan inovasi anak negri yang memberikan solusi dalam penanganan sampah,” katanya.
Afriandy mengungkapkan alat tersebut nantinya bisa menghasilkan bracket pengganti batubara. Seperti diketahui banyak industri-industri besar yang masih memgunakan bahan bakar batubara. “Ketika kita mampu mengelola sampah menjadi bracket. Setidaknya ada tambahan ekonomi masyarakat dari sampah itu sendiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Afriandy, di Kabupaten Cirebon sudah memiliki desa yang mampu mengelola sampah dengan baik. “Ada Desa Ciawigajah yang mempu mengelola sampah dengam baik, setidaknya kedepan dengan teknologi dari Pangdam III/Siliwangi dan Pemprov Jabar mampu menjadi pilot project untuk desa yang lainnya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, pemerintah Kabupaten Cirebon menyambut baik inovasi yang diperlibatkan oleh TNI AD khususnya Kodam III/Siliwangi. Menurut Ayu sapaan akrabnya, kolaborasi antara Pemkab Cirebon dan TNI hingga kini terjalin dengan baik.
“Seperti contoh dalam penanganan Covid-19, TNI dan Polri turut serta dalam penanganan bersama Pemkab Cirebon, dan sampah juga mungkin bisa kolaborasi bersama agar Kabupaten Cirebon bisa terbebas dengam sampah,” katanya.
Ia mengungkapkan persoalan sampah sudah mulai terselesaikan. Pasalnya TPA Kubangdeleg kini dalam proses pembangunan. “Saya ingin sampah selesai di desa, untuk sampah Rumah Sakit dan pasar bisa di lakukan oleh Pemkab, saya yakim 2024 bebas sampah,” harapnya. (Ghofar)
Discussion about this post