KAB. CIREBON, (FC).- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun telah menyiapkan ruangan untuk perawatan penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Ruangan yang disiapkan tersebut pernah digunakan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 beberapa waktu lalu.
Direktur RSUD Arjawinangun, dr Bambang Sumardi menyampaikan, dua ruangan dengan enam tempat tidur telah disiapkan pihaknya jika suatu saat terjadi ledakan kasus penyakit tersebut.
Ia menjelaskan, ruangan yang dipersiapkan merupakan ruangan yang pernah dipakai untuk penanganan Covid-19.
“Sangat siap, ada ruangan yang pernah dipakai covid itu sudah sangat memenuhi syarat,” kata dr Bambang, Rabu (4/9).
Menurut Bambang, dua ruangan tersebut masih belum dibongkar, karena memang dipersiapkan untuk penanganan kasus-kasus menular.
Sekat-sekat dan HEPA filter pada dua ruangan tersebut masih utuh seperti semula.
Selain ruangan, pihaknya juga telah menyiapkan dokter yang sama saat penanganan covid-19. Namun sejauh ini,
Bambang mengungkapkan, dirinya belum mendapat laporan adanya pasien terkonfirmasi monkeypox. “Kalau kasusnya banyak kita buka lagi, yang jelas sekat-sekat dan HEPA filter masih terpasang.
Ini sebagai antisipasi saja. Tapi jangan sampai ada kasus monkeypox, heboh nanti,” terangnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon juga belum menemukan kasus penyakit cacar monyet di wilayah kerjanya.
Kendati demikian, masyarakat diminta untuk mewaspadai kemungkinan adanya penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Neneng Hasanah mengatakan, pihaknya sudah melakukan penguatan tim surveilans di puskesmas maupun rumah sakit.
Selain itu, dilakukan pula koordinasi dengan wilayah perbatasan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Neneng mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk mencegah wilayah Kabupaten Cirebon mengalami kejadian luar biasa (KLB).
Upaya tersebut harus didukung oleh masyarakat dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Dalam upaya pencegahan penyakit tersebut, masyarakat juga harus menerapkan PHBS,” kata Neneng, Rabu (28/8).
Ia memastikan, 12 rumah sakit dan 60 puskesmas di wilayah Kabupaten Cirebon siap menangani pasien cacar monyet atau monkeypox.
Seluruh pihak dari rumah sakit dan puskesmas sudah mendapatkan instruksi melakukan tindakan cepat saat ada laporan kasus penyakit tersebut.
Ia menyebut, upaya tersebut belajar dari situasi darurat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjut dia, Dinkes Kabupaten Cirebon juga akan menyebarkan edaran terkait kewaspadaan cacar monyet.
Salah satu isi dalam surat edaran itu yakni, mengajak masyarakat kembali melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Neneng menjelaskan, penularan penyakit cacar monyet tidak seperti covid-19.
Dimana penularannya hanya melalui kontak erat atau melalui hubungan seksual.
“Karena cacar monyet ini disebabkan oleh virus, jadi kondisi tubuhnya harus bagus dan PHBS ditingkatkan. Insyaallah tidak akan terkena,” terang Neneng.
Seperti diketahui, tahun lalu satu orang warga Kabupaten Cirebon dinyatakan positif terkena cacar monyet atau monkey pox.
Laporan terkait warga yang terkena penyakit awalnya diketahui Dinas Kesehatan pada Jumat (10/11). Gejala yang dirasakan pasien tersebut sudah ada sejak 25 Oktober 2023.
Gejala di antaranya, nyeri persendian, muncul benjolan di seluruh bagian tubuh, hingga demam tinggi. Pasien tersebut sempat menjalani isolasi mandiri dengan pantauan langsung tim dari Dinkes Kabupaten. (Ghofar)