KOTA CIREBON, (FC).- Natal dan Tahun Baru (Nataru) diprediksi arus lalu lintas menuju Kota Cirebon akan dipadati kendaraan. Baik dari wilayah sekitar (Ciayumajakuning) maupun dari luar daerah.
Hal ini sudah menjadi rutinitas Nataru pada tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, Kota Cirebon menjadi magnet bagi pengunjung luar daerah, karena banyaknya event atau perayaan Nataru.
Guna mengetahui persiapan Nataru 2023 Polres Cirebon Kota bersama Forkopimda Kota Cirebon, melakukan pengecekan jalur pos pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2022.
Kapolres Cirebon Kota AKBP M Fahri Siregar, mengatakan pihaknya telah mendirikan 15 pos pengamanan selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
“Menyambut nataru tahun 2023, Polres Cirebon Kota menyediakan 15 pos pengamanan di wilayah hukum Polres Cirebon Kota guna memberikan pelayanan kepada masyarakat,” katanya Minggu (18/12).
Disebutkannya, ke 15 pos pengamanan, terdiri dari satu Pos Terpadu, enam Pos PAM, tiga Pos Pelayanan, dan lima Pos Pantau.
Pos terpadu GTC, Pos Pam Bakorwil, Pos Pam Kedawung, Pos Pam Yos Sudarso, Pos Pam Kalijaga, Pos Pam Kanggraksan, Pos Pam Pemuda, Pos Yan Terminal, Pos Yan Rest Area 208.B dan Pos Yan Rest Area 207.A.
Kemudian Pos Gatur Pasar Celancang, Pos Gatur Bunderan Kedawung, Pos Gatur Lamer Penggung, Pos Gatur Pasar Mundu dan Pos Gatur Cibelok.
Fasilitas pada setiap pos pengamanan berbeda, tentunya memprioritaskan kebutuhan masyarakat seperti disediakan tempat duduk untuk beristirahat dan sarana prasarana lain.
“Kami juga memasang kamera pemantau traffic lalu lintas, untuk memantau kepadatan kendaraan di sejumlah jalan,” jelasnya.
Sejumlah personel gabungan, turut disiagakan selama Ops Lilin Lodaya 2022 selama Natal 2022 dan tahun baru 2023.
“Pos pengamanan ini terdiri dari tenaga kesehatan, kemanan, dan mengatur lalu lintas,” tukasnya.
Pihaknya juga meminta pengelola rest area jalur tol di wilayah hukum Polres Cirebon Kota menerapkan aturan pembatasan pengunjung 50 persen dari kapasitas maksimal. Agar tidak terjadi kerumunan massa di rest area jalur tol.
“Rest area harus diatur jangan sampai overload sehingga menyebabkan kemacetan panjang akibat penumpukan kendaraan,” ujar Fahri.
Sedangkan untuk pedagang di rest area, pihaknya meminta ada pengaturan tempat duduk. Sehingga pengendara yang beristirahat tetap menjaga jarak.
“Kami tidak ingin ada penumpukan penumpang di stasiun dan terminal,” tegasnya.
“Lokasinya tentu ada di dalam kota, maupun kabupaten mengikuti wilkum kami, seperti di tol kami tempatkan 2 pos pelayanan, dan beberapa pos pantau di beberapa titik lain,” ujarnya. (Agus)
Discussion about this post