KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tengah memfokuskan terhadap penemuan kasus, pengobatan dan terapi terhadap pencegahan tuberkulosis (TB). Hal tersebut dilakukan agar 2030 eliminasi TB terwujud.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah mengatakan, sesuai dengan Perpres 67 Tahun 2021, program TB sekarang adalah eliminasi TB pada tahun 2030. Eliminasi ditandai dengan adanya tiga indikator utama, pertama penemuan kasus, angka keberhasilan pengobatan dan terapi pencegahan tuberkulosis.
“Dulu kita fokuskan kepada penemuan kasus, sekarang ditambah indikator lainnya, yaitu terapi pencegahan tuberkulosis (TPT),” kata Neneng, kemarin.
Menurutnya, pencegahan sendiri dibagi tiga sasaran. Pertama, orang dengan HIV/AIDS yang bukan TBC, kontak serumah, ketiga orang yang berisiko (petugas kesehatan dan warga binaan). “TPT kita tengah gencarkan, jadi bukan nyari orang yang sakit kemudian diobati, tapi sekarang cari orang berisiko sakit diberi terapi pencegahan supaya tidak sakit TB. Arahnya ke sana,” kata Neneng.
Lanjut dikatakan Neneng, saat ini juga obat-obatan banyak inovasi nya. Termasuk pengobatan yang resisten. Kata dia, semula harus 18-24 bulan, akan tetapi sekarang menjadi 9 bulan saja. “Sekarang juga ada yang baru lagi, yaitu cukup 6 bulan saja. Itu sebagai upaya untuk mempercepat eliminasi TB,” kata Neneng.
Masih dikatakan Neneng, selain terapi pencegahan tuberkulosis yang tengah digencarkan saat ini, sasaran untuk mencari yang sakit tetap dilakukan, yaitu tetap dengan metode secara umum yakni active case finding dan passive case finding.
“Kalau yang passive case finding itu biasanya kita lakukan di dalam layanan kesehatan. Misal ada yang datang dengan bergejala TB, jelas nanti petugas akan mengarahkan periksa TB nya. Kalau active case finding, berdasarkan hasil skrining kontak erat, tapi ditanyakan dulu, apakah ada gejala ataukah tidak,” kata Neneng.
“Kalau kasusnya naik justru bagus, artinya strata eliminasi nya itu menemukan sebanyak-banyaknya. Kalau banyak yang ditemukan dan banyak yang diobati, banyak yang sembuh, artinya sumber penularan berkurang, sampai 2030 terwujud eliminasi TB nya,” tambahnya.
Di akhir Neneng menambahkan, dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2024 pihaknya sudah menemukan 6.884 kasus yang diobati. Sedangkan tahun 2023 ada sebanyak 7.227 yang diobati. “Tahun 2023 lalu kita temukan 8.478 kasus. Tahun sekarang sampai Oktober kita temukan kasus sebanyak 7.672 kasus. Banyak ditemukan dan disembuhkan, supaya kedepan makin sedikit yang kena TB,” katanya.
Sementara, untuk penemuan kasus TB pada anak juga tinggi, di antaranya tahun 2023 lalu, pihaknya menemukan kasus TB kepada anak-anak sebanyak 1.269 kasus. Tahun 2024 sampai dengan per Oktober sebanyak 1.240 kasus. “Kasus TB pada pengidap HIV/AIDS tahun 2023 lalu 94 kasus. 2024 sampai Oktober 190 kasus. Sekali lagi, semakin banyak kita temukan dan disembuhkan, ke depan makin sedikit masyarakat Kabupaten Cirebon yang terkena TB,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post