KOTA CIREBON, (FC).- Nadran adalah upacara adat nelayan yang dilaksanakan di Pesisir Utara Pantai Pulau Jawa, seperti Subang, Indramayu dan Cirebon.
Upacara ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat atas hasil tangkapan ikan yang melimpah, mengharap peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdo’a agar tidak mendapat aral melintang dalam mencari nafkah di laut.
Inilah maksud utama dari Upacara Adat Nadran yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun.
Dengan alasan tersebut, nelayan di Samadikun, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, menggelar acara sedekah laut atau Nadran, Sabtu (15/10).
Para nelayan berupaya melestarikan tradisi kearifan lokal, yang pada tahun-tahun sebelumnya terkendala dengan PPKM Covid-19. Sekarang, Nadran digelar relatif meriah dengan berbagai rangkaian kegiatan yang melibatkan ribuan orang.
Bahkan, pada tahun ini sebelum ancak atau miniatur berisi sesaji dilarung ke laut. Sebelum dilarung, ancak melalui jalanan di Kota Cirebon, menuju dermaga nelayan di Kampung Baru, RW 01, Kelurahan Kesenden.
Ancak kemudian dibawa dengan perahu yang diiukti oleh ratusan perahu lainnya ke tengah laut perairan Cirebon. Setelah Ancak dilarung, para nelayan ini kemudian melakukan doa bersama di tengah laut.
Lurah Kesenden Rulianto menyampaikan, pada Nadran kali ini, ancak baru pertama kali diarak keluar dari Samadikun menuju tengah laut. Arak-arakan dilakukan atas usulan masyarakat sebagai bentuk pelestarian tradisi kearifan lokal.
“Tradisi Nadran bisa dikemas lebih baik dan menjadi potensi wisata Kota Cirebon pada umumnya khususnya untuk wilayah kesenden,” jelas lurah muda ini.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati yang hadir di pesta Nadran tersebut memberi dukungan dan suport terhadap tradisi nadran.
“Kami selaku pemerintah memberi dukungan, agar tradisi nadran bisa dilakukan secara rutin dan bisa menjadi agenda wisata di Kota Cirebon,” katanya.
Sementara itu, R Sugianto selaku kebayan (juru kunci Nadran) mengatakan, ancak yang dilarung ke laut berupa kepala kambing dan hasil bumi.
“Sama seperti tahun sebelumnya di dalam ancak kami menyajikan kepala kambing kemudian berbagai macam sayur mayur, buah-buahan, aneka jenis bubur dan jajanan ringan.”
“Ini sebagai wujud syukur nelayan kepada Allah SWT atas hasil laut yang telah didapat para nelayan,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post