MAJALENGKA,(FC), – Tiga dari lima armada pemadam kebakaran yang dimiliki Pemkab Majalengka kondisinya sudah tidak layak jalan.
Tiga armada yang tidak layak jalan tersebut kini hanya menghiasi pelataran kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Majalengka.
Kondisi seperti itu membuat Pemkab Majalengka memiliki pekerjaan rumah bagaimana menambah fasilitas armada yang baru.
Saat ini, otomatis Damkar Majalengka hanya memiliki dua armada yang masih bisa beroperasi.
Itupun satu diantaranya mengalami kerusakan pada bagian tangki air sehingga hanya satu armada saja yang optimal beroperasi.
“Jumblah mobil damkar sebenarnya ada lima cuma yang tiga rusak berat. Satu bisa digunakan tapi tangkinya bocor dan satu yang optimal bisa digunakan,” ujar Kepala Bidang Damkar Majalengka, Dhani Eka Rahadian kepada wartawan, Selasa (31/8).
Dhany mengakui, terbatasnya jumlah armada tersebut tidak efektif mengatasi kejadian kebakaran di seluruh pelosok Majalengka.
Minimalnya, kata dia, diperlukan lima armada damkar yang ditempatkan di lima posko.
“Kita menilai itu tidak efektif menangani kejadian kebakaran yang ada di Majalengka. Kita merencanakan memiliki lima posko dan minimalnya ada lima armada, satu di masing-masing posko,” ucapnya.
Akibat terbatasnya armada, tak jarang Damkar Majalengka meminta bantuan dari damkar daerah tetangga manakala terjadi kebakaran besar.
Seperti saat peristiwa kebakaran TPA Heuleut pada 26 Agustus kemarin.
Saat itu, untuk memadamkan si jago merah, Damkar Majalengka mendapat bantuan armada dari daerah tetangga seperti Sumedang, Cirebon dan Indramayu.
“Kemarin dibantu oleh Sumedang dua unit, kemudian Cirebon juga turun kesini, Indramayu juga ikut. Bagi kami para pemadam itu sudah biasa untuk saling bantu, kami juga siap berangkat ke daerah tetangga,” jelas dia.
Selain itu, dampak lain akibat terbatasnya armada adalah sering terjadinya kebakaran yang tidak tertangani dan membuat aset masyarakat seperti rumah dan harta benda tidak bisa diselamatkan.
Untuk itu, Ia berharap pimpinan daerah baik di eksekutif maupun legislatif bisa segera membuat solusi dari terbatasnya armada pemadam kebakaran.
“Kemarin di Cipendeuy kejadian ada rumah warga terbakar, tapi ditengah jalan rumah warga sudah habis. Penanganan yang tidak tuntas yang berakibat tidak terselamatkannya aset masyarakat ini, mudah-mudahan jadi bahan pengambilan keputusan pimpinan baik itu eksekutif maupun legislatif untuk memikirkan solusi terbaiknya,” katanya. (Munadi).