KAB. CIREBON, (FC).- Mantan pemain Persib Bandung, Zaenal Arief mencoba lapangan Stadion Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon pada laga persahabatan antara Forkopimda Kabupaten Cirebon melawan Persib Legend dalam rangka Hari Olahraga Nasional tingkat Kabupaten Cirebon pada Senin (9/9) kemarin.
Zaenal Arif menyebut kondisi rumput dan lapangan Stadion Watubelah sudah memenuhi syarat untuk gelaran turnamen resmi PSSI baik Liga 3 atau Liga 2. Pasalnya, kondisi rumput dan lapangannya sendiri sudah sangat memungkinkan untuk menggelar even nasional tersebut. “Sangat memungkinkan untuk menggelar turnamen serius, karena standarnya sudah standar internasional, terus rumput dan lapangan juga sudah memenuhi syarat,” ujar Zaenal Arif.
Mantan penyerang Persib Bandung itu bahkan menyebut Stadion Watubelah merupakan Stadion terbesar ke tiga di Jawa Barat setelah Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Stadion Si Jalakharupat. “Kalau menurut saya sih yang ada di Jabar, selain GBLA dan Si Jalakharupat, ini yang paling besar,” kata Zaenal Arif.
Hanya saja, Stadion Watubelah dalam pandangannya masih ada kekurangan dalam hal penataan penonton. Lebih tepatnya terkait pengamanannya, yakni pagar penonton. Ia mengatakan, pagar penonton harus diperhatikan agar tidak sampai menimbulkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ketika penonton terlena oleh euforia kemenangan tim yang didukungnya. “Karena penonton kadang-kadang lupa ketika euforia, takutnya ada sesuatu hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Sementara terkait bibit-bibit sepakbola Kabupaten Cirebon yang tergabung dalam beberapa sekolah sepakbola (SSB), mantan pemain Timnas Indonesia itu menyebut potensi sejumlah anak-anak SSB Kabupaten Cirebon sudah masuk dalam daftar yang akan dilakukan seleksi. Menurutnya, anak-anak yang akan ia seleksi untuk bisa bermain di salah satu klub peserta liga 3 seri 1 Jabar yang akan ia tangani nanti merupakan kelahiran 2002 sampai 2006.
“Potensi di Kabupaten Cirebon sudah masuk list. Ada beberapa pemain yang akan kami seleksi dan tentunya pemain-pemain tersebut dari usia kelahiran 2002 sampai 2006. Saya berharap dari sini akan lahir nanti potensi-potensi tersebut dan akan bisa mengikuti jejak Heri Setiawan,” tukasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, H Hilmi Rivai mengatakan, pemasangan pagar di tribun penonton, pihaknya bakal mengutamakan untuk tribun barat dan timur terlebih dahulu. Untuk pemasangan pagar tersebut, ia sudah menganggarkannya senilai Rp100 juta. Menurut Hilmy, anggaran senilai tersebut berasal dari bantuan Kemenpora RI untuk tahun 2025 nanti. Karena anggaran dari APBD Kabupaten Cirebon tidak memungkinkan.
“Saya besok (kemarin,-red) ke Kemenpora untuk mengajukan proposal pemagaran, nanti sesuai kemampuan Kemenpora untuk tribun sebelah mana, pihak swasta sebelah mana, tapi utamanya barat dan timur dulu,” ungkapnya. (Ghofar)