KOTA CIREBON, (FC).- Ratusan warga memadati Keraton Kasepuhan Cirebon. Warga yang datang sejak pagi sudah menyiapkan wadah berupa ember, botol, jerigen dan lain-lain untuk mengambil air siraman panjang.
Siraman panjang sendiri, merupakan tradisi yang dilakukan Keraton Kasepuhan Cirebon menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW yakni berupa pencucian seperangkat alat kebutuhan sehari-hari.
Tradisi siraman panjang didahului dengan doa bersama baik dari keluarga Keraton maupun warga masyarakat yang hadir. Setelah itu, pencucian sejumlah properti keraton pun dilakukan dan dilanjutkan dengan pembagian air.
Warga yang datang dari berbagai daerah di sekitar Cirebon sangat antusias mendapatkan air cuci siraman panjang yang dipercaya dapat digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya menyembuhkan penyakit, menyuburkan areal pertanian, meningkatkan hasil pertanian dan lainnya.
Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Muhammad Nusantara mengatakan, tradisi Siraman Panjang dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan Mulud tahun 2024 ini jatuh pada tanggal 10 September.
“Alhamdulillah siraman panjang tahun ini sudah terlaksana pada 5 Mulud yang jatuh pada 10 September 2024,” katanya, Selasa (10/9).
Ia menjelaskan, dalam tradisi Siraman Panjang sejumlah perlengkapan Keraton Kasepuhan Cirebon dicuci dengan air bersih diantaranya adalah 7 piring panjang, 38 piring pengiring, 2 guci, dan 2 tempat minyak wangi.
“Tradisi ini sudah berlangsung kurang lebih selama 6 abad. Siraman panjang sendiri maknanya kita membersihkan diri dengan lahir batin yang di mana maknanya ini adalah kita mensucikan diri menggunakan air. Karena air adalah sumber kehidupan,” terangnya.
Sebelum siraman ada ritual atau doa-doa tertentu yakni bersholawat bersama-sama. Siraman Panjang ini juga sebagai rangkaian memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Antusiasme masyarakat sangat tinggi dengan Siraman Panjang ini. Biasanya masyarakat mengharapkan keberkahan dan syafaat dari Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Ia menambahkan, setelah Siraman Panjang dilanjutkan dengan Bekaseman yakni tradisi membuka kendi berisi ikan yang difermentasi secara tradisional. Ikan hasil fermentasi ini akan dihidangkan pada puncak Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 16 September 2024 mendatang.
“Bekaseman itu adalah ikan yang disimpan dalam kendi dicampur dengan bumbu tradisional disimpan selama kurang lebih 30 hari. Ikan hasil bekasem akan dihidangkan sebagai menu utama tradisi Panjang Jimat pada tanggal 16 September nanti,” pungkasnya. (Frans)