KAB. CIREBON, (FC).- Maraknya pembangunan pabrik di Kabupaten Cirebon, khususnya di wilayah timur Cirebon mengakibatkan sejumlah infrastruktur jalan dan irigasi mengalami kerusakan.
Dampaknya para petani mengalami kendala akibatkan saluran tersebut termakan bangunan pabrik.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon pun menyoroti kondisi tersebut.
Hal itu disampaikan Anggota Dewan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ismiyatul Fatihiyah Yusuf.
Menurutnya, sejauh ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon belum siap dengan dijadikannya wilayah timur Kabupaten Cirebon sebagai kawasan industry.
Pasalnya, kata dia, tidak sedikit berdirinya bangunan pabrik membuat infrastruktur jalan mengalami kerusakan bahkan hal tersebut pun terjadi terhadap saluran irigasi.
“Memang banyak jalan-jalan di wilayah Cirebon timur yang bolong-bolong,” katanya, kemarin.
Hal ini, menjadi PR semua pihak baik itu legislatif, eksekutif maupun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk bersama-sama menangani permasalahan infrastruktur jalan maupun saluran-saluran yang ada di wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Ismi sapaan akrabnya menyebutkan, salah satunya adalah Jalan Kudukeras – Bojongnegara yang banyak dikeluhkan masyarakat sekitar, namun saat ini jalan poros tersebut sedang dilakukan perbaikan permanen.
“Alhamdulillah, sekarang jalan tersebut akhirnya diperbaiki, dari awal kami kawal hingga direalisasikan,” ungkapnya.
Saat disinggung terkait jalan provinsi yang menghubungkan Losari – Ciledug, tepatnya di Desa Kalibuntu, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, semenjak longsor sekitar tahun 2019 lalu dan baru di tahun ini (2024,-red) diperbaiki.
Ismi yang juga warga Kecamatan Pabedilan mengaku bersyukur, bahwa longsoran tebing Sungai Cisanggarung yang nyaris memutuskan jalan provinsi tersebut, saat ini sedang dilakukan perbaikan permanen.
“Sebelum adanya perbaikan, saya turut mengawal, berkoordinasi dengan Kementerian maupun BBWS, agar longsoran tersebut bisa segera dilakukan perbaikan,” ungkapnya.
Dengan adanya perbaikan tersebut, mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal, dan masyarakat juga merasa tidak lagi dihantui rasa was-was saat debit aliran Sungai Cisanggarung cukup tinggi.
“Semoga ke depannya tidak kembali mengalami hal yang sama, karena terkikisnya tebing sungai tersebut sangat dekat dengan permukiman penduduk,” pungkasnya. (Nawawi)