KOTA CIREBON, (FC).- Rangkaian kunjungan kerja Kepala Staf Kepresiden (KSP) Jendral TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko di Cirebon terbilang padat. Usai berkunjung ke Pondok Pesantrek Kempek Kecamatan Gempol Kab Cirebon, Moeldoko meninjau dan berdialog dengan pelaku UMKM di Rumah BUMN, Jl Dr. Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon.
Kemudian mengisi ceramah kebangsaan, pada Tabligh Akbar untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H, Hari Santri dan Hari Pahlawan di Panggung Budaya Gua Sunyaragi, Kota Cirebon, Rabu (9/11).
Turut hadir dalam Tabligh Akbar tersebut, KH. Musthofa Aqiel Siradj pengurus Ponpes Khas Kempek Cirebon dan unsur Forkompimda Kota/Kabupaten Cirebon.
Pada kesempatan tersebut, Moledoko didaulat menjadi pembina majelis tersebut, oleh Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon.
“Dalam konsep pembangunan itu, membangun seutuhnya. Pembangunan Indonesia itu bukan hanya fisik, tetapi membangun manusianya, karakternya, dan pembangunan fisiknya, semuanya terintegrasi dengan baik,” ujar Moeldoko.
Dari Majelis Kiai dan Santri Pembangunan ini, pihaknya berharap dari beliau-beliau nanti akan mendistribusikan informasi-informasi yang benar tentang Indonesia dan menjaga stabilitas dengan baik. Apalagi, menurut Moeldoko, sebentar lagi akan memasuki tahun politik.
Dikatakannya, minimalnya ibu-ibu dan bapak-bapak bisa menjadi katalisator, jangan sampai terjadi polarisasi. Karena, polarisasi adalah sebuah proses, sebuah fenomena politik dimanapun, termasuk di Amerika terjadi polarisasi.
“Tetapi yang bisa kita manage adalah bagaimana polarisasi itu tidak menuju kepada disintegrasi. Pastilah ada polarisasi, tetapi polarisasi yang termanage. Intinya jangan sampai polarisasi itu menuju kepada perpecahan, karena kita akan seperti poco-poco gitu,” sambung Moeldoko.
Sampai saat ini, menurut Moeldoko, ciri-ciri tersebut belum terlihat. Namun, pihaknya memiliki pengalaman pada pemilu yang lalu menjadi pembelajaran bagi kita semuanya.
“Bukan hanya bagi pemerintah, tetapi bagi masyarakat semuanya bahwa kondisi seperti itu tidak boleh berlanjut,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pembina Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon, KH Mustofa Aqiel Siradj juga mengatakan, suksesnya pembangunan dalam sebuah negara membutuhkan stabilitas keamanan.
Ia juga menyebutkan, penetapan Moeldoko sebagai dewan pembina lantaran memiliki kedekatan dan kepedulian terhadap kalangan ulama.
Sementara usai kegiatan tersebut, pada sesi wawancara dengan wartawan, Moeldoko bicara soal adanya dukungan dari masyarakat kepadanya untuk maju di Pilpres 2024.
“Masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya,” jelasnya.
Mantan Panglima TNI dari 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015 itu mengaku, tak bisa melarang masyarakat yang memberikan dukungan kepadanya. Ia kembali menegaskan, masyarakat memiliki hak politik.
“Masyarakat kan punya hak politik, hak menyuarakan sesuatu. Jadi saya juga tidak punya hak untuk melarang mereka,” kata Moeldoko.
Ia menghormati sikap politik masyarakat yang mendukungnya untuk maju sebagai calon presiden maupun wakil presiden.
“Kalau mereka meyakini itu baik ya, menurut mereka, terserah,” katanya.
Didesak kesiapannya jika ada yang mengusulkan menjadi capres, Moeldoko secara tegas menjawab siap. “Siap, siapa takut,” ucapnya tegas. (Agus)
Discussion about this post