KAB. CIREBON, (FC),- Hasil pantauan hilal yang dilaksanakan oleh Badan Rukyatul Hilal Daerah (BRHD) Kabupaten Cirebon bersama dua tim dari lembaga lain yang melaksanakan rukyatul hilal di pantai baro Desa Gebangmekar Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, Minggu (18/6) tak ada yang melihat hilal.
Sementara tim rukyatul hilal di beberapa daerah di Indonesia juga tak ada yang melihat hilal, sehingga dipastikan 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa (20/6) dan 10 Dzulhijjah atau lebaran idul adha jatuh pada Kamis (29/6).
Ketua BRHD Kabupaten Cirebon KH. Syamsudin kepada FC menjelaskan, tim BRHD Kabupaten Cirebon bersama tim falakiyah NU Kabupaten Cirebon serta tim astronomi perguruan tinggi, serta dari LDII yang melakukan pemantauan hilal dilakukan sejak matahari terbenam pada pukul 17.37 WIB sampai Hilal terbenam pada pukul 17.44 WIB atau sekitar lama pantauan 6 menit tersebut hilal pada ketinggian 0,53 derajat sehingga tak dapat terlihat oleh tim BRHD maupun tim lainnya.
Sementara informasi dari tim pemantau hilal di daerah lain juga sama tidak ada yang melihat hilal sehingga bulan dzulqoidah digenapkan menjadi 30 hafi dan dipastikan 1 dzulhijjah jatuh pada tanggal 20 juni 2023, maka lebaran Idul Adha tahun 2023 sekarang atau 10 dzulhijjah 1444 H, akan jatuh pada Kamis (29/6).
“Tim BRHD Kabupaten Cirebon telah mengutus perwakilannya ke Jakarta untuk melakukan sidang isbath, meskipun sidang isbath untuk menentukan 1 dzulhijjah ini tidak disiarkan langsung seperti sidang isbath menentukan 1 ramadan dan 1 Syawal,” jelasnya.
Lanjut menurut KH. Syamsuri, tidak terlihatnya Hilal Pada pelaksanaan rukyatul Hilal di semua titik yang ada di Indonesia Hal ini akan membuat perbedaan pada Lebaran Idul Adha 2023 mendatang di mana masyarakat NU yang berpatokan pada rukyatul hilal untuk menentukan tanggal 1 Dzulhijjah.
Sementara untuk Muhammadiyah berpatokan melaui metode Hisab dan telah menentukan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada senin (19/6), sehingg untuk Muhamadiyah idul adha akan jatuh pada Rabu (28/6).
“Karena NU menentuka awal bulan melalui metode rukyatul hilal, maka dipastikan pelaksanaan idul adha ada perbedaan degan Muhamadiyah, “jelasnya.(Nawawi).
Discussion about this post