KAB. CIREBON, (FC).- Pemerintah Desa Jatiseeng berharap ada jalur alternatif untuk mengurai kemacetan jalan utama di Kecamatan Ciledug, pasalnya saat ini semenjak ada kawasan industri kondisi jalan utama Ciledug terutama di bundaran Jatiseeng semakin semrawut, karena padatnya kendaraan saat jam berangkat dan pulang kerja karyawan.
Kuwu Desa Jatiseeng, Soemarno kepada FC mengatakan, titik kemacetan di jalan utama Ciledug mencapai 7 km. “Titik awal kemacetan itu dari bunderan Jatiseeng sampai terminal Ciledug di Desa Ciledug Tengah,” ungkapnya.
Kemacetan setiap tahunnya di Kecamatan Ciledug menurut Soemarno semakin parah. “Semakin kesini semakin parah kemacetannya, terlebih lagi semakin banyak pabrik di Kecamàtan Pabedilan, dimana pasti Kecamatan Ciledug terkena dampak kemacetan yang lebih parah,” tuturnya.
Sehingga menurut Soemarno, sangat diperlukan jalan alternatif untuk mengurai kemacetan di jalan utama Kecamatan Ciledug. “Memang perlu jalan alternatif, sehingga seluruh kendaraan tidak dibebankan dijalan utama saja,” ungkapnya.
Pembangunan jalan lingkar Ciledug menurut Soemarno sangat diharapkan untuk mengurai kemacetan di Ciledug. “Walaupun jalan lingkar Ciledug ini tidak melewati Desa Jatiseeng, namun saya sangat setuju, karena diharuskan ada jalan alternatif,” ujarnya.
Terpisah, tokoh masyarakat Ciledug, Anugerah Raharjo mengatakan, pihaknya sangat setuju dengan pembangunan jalan lingkar Ciledug. “Namun harus ada penanganan kemacetan untuk jangka pendek sekarang ini,” tuturnya.
Salah satunya, dirinya menyarankan agar Dishub Kabupaten Cirebon menerapkan lalu lintas satu arah dijalan type Provinsi Jabar di Ciledug.
“Saran saya, dijadikan satu arah, jadi dari arah Losari itu nantinya lewat jalan type Provinsi didepan pasar Ciledug, sedangkan sebaliknya itu lewat jalan type 3C Kabupaten lewat Jatiseeng Stasiun kereta api, sehingga menurut saya itu cara yang cocok untuk jangka pendeka saat ini,” ujarnya. (Nawawi)