MAJALENGKA, (FC).- Dari sekian pejabat negara maupun daerah yang menghadiri Rakernas V Pergunu di Alun-alun Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa hadir juga di dalamnya. Khofifah tiba di venue acara sekira pukul 13.30 WIB bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq dan lainnya.
Sebelum ke mimbar acara, Khofifah mendatangi Madrasah Aliyah Amanatul Ummah 02. Kedatangannya ternyata sudah ditunggu oleh warga sekitar yang didominasi emak-emak. Bahkan, warga rela menunggu untuk bertemu Khofifah keluar saat sedang transit tersebut.
Sembari menunggu, sejumlah emak-emak meneriaki Khofifah sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
“Kami mendukung Ibu Khofifah menjadi Cawapres,” ujar Watiah, salah satu emak-emak yang menunggu untuk berswafoto bersama Khofifah, Sabtu (17/6).
Pantauan awak media, Khofifah langsung menyapa para warga yang sudah menunggu sejak lama. Terlihat satu per satu warga dilayani sang gubernur, mulai dari berjabat tangan, berswafoto maupun berpelukan. Kehangatan Khofifah dengan warga pun sungguh terlihat di momen tersebut. Tak ada kesenjangan antara warga dengan mantan Menteri Sosial itu.
Saat diwawancarai awak media, Khofifah bungkam soal dirinya yang berpotensial dari kaum perempuan yang diusung maju sebagai Cawapres. Tak ada satu kata pun yang terucap dari mulut Khofifah.
Sementara, saat disinggung perihal Rakernas V Pergunu, Gubernur Jatim langsung meresponnya. Menurutnya, kompetensi guru dianggap nomor satu. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung pada Rakernas kali ini, yakni ‘Guru Mulia Pemersatu Bangsa, Membangun Peradaban Dunia’.
“Kompetensi guru nomor satu. Skill sebelum ditransformasikan ke siswa, juga guru nomor satu. Sarpras itu menjadi bagian bersama. Jadi ya pemerintah, ya semua , termasuk wali murid itu harus menyatu menyiapkan sarpras yang komprehensif. Tapi bahwa skill, transfer of skill itu guru. Transfer knowledge, guru. Transfer attitude, guru. Maka sekarang selain dari transfer skill, knowledge, tugas guru membangun karakter itu jadi sangat penting. Maka guru, kata orang Jawa pantas digugu dan ditiru. Nah bagaimana menempatkan guru, itu pantas digugu ditiru, itu PR kita semua. Maka ekosistem pendidikan bisa melahirkan generasi yang , tidak hanya pintar, tapi benar. Itu menjadi penting. Pintar dan benar,” ucap Khofifah. (Munadi)
Discussion about this post