KAB. CIREBON, (FC).- Areal pertanian di Desa Jatirenggang, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon menjadi tumpuan penghasil padi wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Dari sekitar 150 hektar lahan pertanian yang ada, hampir semua bisa tanam padi hingga 3 kali dengan hasil yang bisa maksimal. Sayangnya kondisi tersebut belum didukung adanya infrastruktur jalan usaha pertanian yang memadai.
Salah seorang tokoh petani desa setempat, H. Darmu Mustofa kepada “FC”, Rabu (15/7) mengungkapkan, Desa Jatirenggang adalah salah satu andalan pertanian di wilayah timur Kabupaten Cirebon, karena salah satu areal pertanian yang mampu tanam tiga kali dalam satu musim dan hasil panen juga diatas rata-rata dari standar areal pertanian di wilayah lain.
“Dari sekitar 150 hektar lahan yang ditanam padi, perhektar bisa menghasilkan gabah basah dikisaran 10 ton dari standar dikisaran 6-7 ton,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ketersediaan air menjadi salah satu penunjang areal pertanian di Desa Jatirenggang sehingga bisa tanam 3 kali permusim dan bisa menghasilkan panen yang maksimal.
“Panen pertama sudah bisa menutupi kebutuhan beras masyarakat di Desa Jatirenggang, panen kedua dan ketiga kita bisa kirim untuk kebutuhan pasar luar Desa Jatirenggang,” bebernya.
Dijelaskan H. Darmu, infrastruktur pertanian di Desa Jatirenggang untuk pengairan dan fasilitas pendukung telah terpenuhi seperti pompa air dan lainnya. Sementara untuk infrastruktur jalan diakui ada, namun belum mampu untuk kendaraan truk.
“Salah satu yang didambakan para petani adalah memiliki jalan akses pertanian yang memadai,” jelasnya.
Diharapkan pemerintah bisa memfasilitasi jalan tembus dari areal pertanian menuju jalan utama Pabuaran – Karangsembung yang bisa dilintasi kendaraan truk pengangkut hasil pertanian yakni jalan di Blok Cemara yang selama ini hanya lebarnya 2 meter agar dilebarkan menjadi 3 sampai 3,5 meter dengan panjang sekitar 4 km.
“Kami sudah sering mengajukan baik ke Dinas Pertanian, Kementerian dan lainnya namun hingga saat ini tak pernah direalisasikan,”ungkapnya..
Sementara Kuwu Desa Jatirenggang, Sutisna, mengungkapkan, Desa Jatirenggang yang hampir 80 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan juga dirinya didaulat menjadi Kuwu juga berawal dari kelompok tani. Maka perhatian sektor pertanian menjadi skala prioritas pembangunan desanya.
“ Selama ini areal pertanian dengan luasan sekitar 150 hektar masih belum memiliki akses jalan yang bisa dilintasi kendaraan roda empat menuju jalan utama dalam mengangkut hasil pertanian terutama saat musim hujan,” kata Kuwu.
Kondisi ini, kata Kuwu, para petani sangat kerepotan, beberapa usulan dan proposal pengajuan yang dilakukan sejak mulai masa pemerintaham sebelum dirinya namun hingga saat ini tak kunjung terealisasi. Meski masih berharap bantuan yang diajukan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon bisa segera terwujud.
“Pemdes telah menganggarkan pada APBDes di tahun 2020, tetapi karena pandemi Covid-19 akhirnya gagal terealisasi. Jalan usaha pertanian ini menjadi skala prioritas kami, kami masih berharap bantuan dari Dinas Pertanian maupun lewat Kementerian bisa segera terwujud,” tandasnya. (Nawawi)
Discussion about this post