MAJALENGKA, (FC).– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, mencatat sebanyak 14 kejadian bencana tanah longsor menerjang sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Majalengka.
“Berdasarkan pendataan dan rekap yang kami lakukan ada 14 kejadian tanah longsor yang terjadi dalam sepekan terakhir ini,” ungkap Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Majalengka, Reza Permana, Senin (15/2).
Ia menyebutkan, bencana tanah longsor terjadi di 14 desa yang berada di 6 kecamatan, diantaranya Kecamatan Argapura, Majalengka, Kadipaten, Maja, Cigasong dan Cingambul.
Dari 14 bencana tersebut, kata dia, sebagian besar merupakan longsor dengan skala kecil.
Akibat tanah longsor tersebut, beberapa rumah warga, fasilitas pendidikan, kandang ayam, kolam ikan, TPT dan akses jalan serta lainya terdampak longsor.
“Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materil saja,” katanya.
Ia mengingatkan kepada seluruh pihak mengenai pentingnya memperkuat upaya mitigasi bencana saat musim hujan.
“Kami mengingatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat untuk memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan saat musim hujan,” ujarnya.
Menurutnya, untuk bencana banjir di Kabupaten Majalengka sendiri, tercatat sebanyak 40 desa di 9 kecamatan yang dalam sepekan terakhir ini.
“Untuk korban banjir sebanyak 10.280 rumah warga, 12.300 Kepala Keluarga (KK), 34.288 jiwa dan 1 orang meninggal dunia akibat banjir tersebut,” jelasnya.
Sementara kondisi terkini, lanjutnya, banjir sudah surut di seluruh lokasi terdampak. Sedangkan, akses jalan yang tertimbun longsor belum bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
“Untuk rencana penanganan sendiri, kami bersama unsur terkait lainnya, melakukan penangan material longsor, perbaikan tanggul oleh pihak BBWS di Desa Pakubereum dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Majalengka dan pedistribusian logistik bagi korban banjir,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG Kertajati, lanjutnya, kondisi cuaca wilayah Kabupaten Majalengka berawan dan potensi hujan pada siang hari.
Upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana, termasuk didalamnya tanah longsor, merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan.
“Kita memang tidak bisa memprediksi kapan terjadinya bencana, namun setidaknya kita bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” tukasnya. (Munadi)
Discussion about this post