KAB. CIREBON, (FC).- Tahun ini, Pemkab Cirebon melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mempercepat voluntary counseling and testing (VCT) kepada populasi berisiko yaitu ibu hamil dan penderita TB.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sartono menyatakan, pada agenda dalam rangka Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2022, yang pertama pihaknya melakukan VCT kepada semua ibu hamil di seluruh Kabupaten Cirebon, aku dia, sebenarnya sudah rutin, namun ingin mempercepat saja prosesnya dan memastikan akhir Desember itu ibu hamil sudah dilakukan VCT.
“Semua ibu hamil wajib dilakukan VCT. Kemarin untuk puncak VCT ibu hamil terbagi di tiga tempat. Pertama Puskesmas Astanajapura, Sindangjawa, dan Plered,” kata Sartono melalui sambungan telepon selulernya, Minggu (4/12).
Lanjutnya, selain ibu hamil, seluruh penderita TB itu juga wajib dilakukan VCT, karena penderita TB adalah salah satu dari populasi yang berisiko, kemudian seluruh populasi kunci yang lainnya, seperti wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun) juga di-VCT. “Jadi seluruh sasaran itu kita habiskan di sebelum bulan Desember tahun ini,” ungkapnya.
Menurutnya, ibu hamil saat ini cenderung cukup berisiko. Masih dikatakan Sartono, kenapa ibu hamil jadi penting, karena meskipun angkanya tidak begitu besar, tapi ada kasusnya, yaitu mulai bulan Januari hingga September terdapat 15 kasus, atau 5,8 persen dari jumlah kasus HIV/AIDS se-Kabupaten Cirebon sebanyak 287 kasus.
“Jadi kalau ibu hamil harus tertangani dengan baik itu, karena kita berbicara kepunahan keluarga, karena kalau ibunya positif HIV, maka anaknya berisiko. Kemungkinan anaknya bisa akan tertular, kalau tidak ditangani dari awal, maka akan punah, itu pentingnya kenapa ibu hamil jadi populasi berisiko,” katanya.
Di akhir Sartono menambahkan, ketika ibunya positif HIV, memang anaknya belum tentu langsung tertular ikut positif. Karena, menurutnya, penularan HIV/AIDS pertama melalui darah, lewat cairan kelamin dan ketiga air susu ibu. “Nah ada namanya penularan dari ibu ke anak, kalau sejak awal ibu hamil diketahui positif HIV maka ada tatacara laksana yang berbeda ketika anaknya lahir itu tidak boleh disusui sama sekali oleh ibunya, karena menularkan lewat asi,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Plered, dr Dewi Waskito Ningtiyas mengatakan, dalam rangka HAS tahun 2022, sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Plered yang dilakukan pemeriksaan VCT sejumlah 76 orang dan penderita TB sejumlah 14 orang. “Kebetulan yang datang hari ini, sampai dengan selesai ada 62 ibu hamil yang datang,” kata Dewi, kemarin.
Menurutnya, di wilayah kerja Puskesmas Plered tahun kemarin masih memiliki pasien dari kalangan ibu hamil yang masih rutin menjalani pengobatan. “Untuk tahun sekarang kita hanya menemukan satu yakni dari pasien TB. Kalau ibu hamil tahun sekarang belum ditemukan. Alhamdulillah, di wilayah kerja Puskesmas Plered tidak terlalu tinggi angka positifnya, tapi setiap tahun pasti ada aja,” kata Dewi.
Lebih lanjut disampaikan Dewi, ketika memang ditemukan ada yang positif HIV/AIDS, pasti pihaknya akan melakukan konseling. “Kebetulan sekarang juga ada yang konseling, karena kemarin suaminya ada yang positif, sedang kita VCT istrinya. Kita bekerjasama dengan RS Arjawinangun, minggu kemarin pasiennya sudah berangkat kesana, hari ini istrinya yang kita konseling untuk dilakukan pemeriksaan,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post