KOTA CIREBON, (FC).- Anggota Komisi VIII DPR-RI Hj Selly Andriany Gantina, memberikan beberapa catatan terkait pelaksanaan haji Tahun 2022.
Catatan ini diharapkan Selly menjadi evaluasi bagi Kemenag RI, seperti perlu adanya peningkatan pelaksanaan tupoksi oleh para petugas haji.
Demikian disampaikan Selly, saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Jagong Masalah Haji dan Umroh (Jamaroh), yang digelar di salah satu hotel kawasan Jalan Kartini Cirebon, Jumat (18/11).
Wakil rakyat asal Dapil Cirebon-Indramayu ini mengungkapkan, hasil evaluasi haji 2022 ini, masih ada kekurangan dari sisi petugas haji, karena masih ada pembatasan sehingga jumlah petugasnya juga dibatasi, rata-rata satu maktab hanya tiga petugas.
Sementara, satu maktab terdiri beberapa kloter. Per kloter 420 orang, dengan berbagai karakter dan macam-macam keinginan jemaah.
Belum lagi, petugas haji di tanah suci yang belum mampu mengimplementasikan tugas-tugasnya.
“Banyak yang kesannya kan hanya numpang. Utamanya pembimbing dari kloter, seharunya melakukan pembimbingan penuh kepada jamaah terutama saat pelaksanan ibadah rukun dan wajib hajinya. Kalau petugas akomodasi dan transportasi tidak jadi soal,” ujarnya.
Selain itu, evaluasi lainnya juga terkait petugas lapangan yang memberikan bantuan kepada banyaknya jemaah haji yang tersesat.
Seharunya petugas haji lapangan punya simbol khusus yang mudah dikenali, minimal diperbanyak yang standby pada pos-posnya di titik strategis.
Politisi perempuan asal PDI perjuangan ini juga menyoroti jumlah toilet perempuan di Arafah dan Mina. Bilik toilet justru lebih banyak yang buat lelaki.
Padahal, setiap tahun jumlah jemaah perempuan lebih banyak, di kisaran 55-60 persen dari keseluruhan jemaah.
Menurutnya, jika tahun depan kuota jemaah haji Indonesia jadi dikembalikan ke kondisi normal, maka petugas juga harus ditingkatkan.
Seperti diketahui, kuota haji tahun 2022 hanya diberikan sebanyak 100.051 orang, atau 46 persen dari kuota dalam kondisi normal. (Agus)
Discussion about this post