KUNINGAN, (FC).- Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kuningan 2023 resmi ditetapkan saat rapat paripurna di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuningan.
Meski sebelumnya, RAPBD 2023 sempat mengalami defisit nyaris menyentuh angka Rp 500 miliar. Pengesahan APBD 2023 langsung dihadiri Bupati Acep Purnama, Wakil Bupati M Ridho Suganda, dan Sekda Dian Rachmat Yanuar.
Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy yang langsung memimpin rapat paripurna dengan dihadiri 49 anggota dewan.
Juru Bicara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kuningan, Saw Tresna Septiani saat membacakan laporan hasil pembahasan mengatakan jika pendapatan daerah tahun 2023 direncanakan sebesar Rp 2,823 triliun lebih. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan asli daerah Rp 561,997 miliar, pendapatan transfer Rp 2,255 triliun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp 6 miliar.
“Sedangkan belanja daerah direncanakan senilai Rp 2,796 triliun lebih. Yakni terdiri dari belanja operasi Rp 1,958 triliun, belanja modal 354,253 miliar, belanja tidak terduga Rp 10 miliar, dan belanja transfer Rp 473,314 miliar,” jelas Saw Tresna.
Sementara untuk anggaran biaya daerah, lanjutnya, yakni sebesar Rp 27 miliar terdiri dari pengeluaran pembiayaan dengan nilai Rp 27 miliar.
“Maka dengan perangkaan di atas, ada selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah yakni surplus sebesar Rp 27 miliar. Setelah adanya pembiayaan daerah sebesar Rp 27 miliar yang diperuntukan untuk pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal daerah, maka dengan demikian posisi anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2023 berimbang,” ungkap Saw Tresna.
Padahal sebelumnya, tiga hari sebelum batas waktu penetapan APBD 2023 terdapat defisit anggaran sebanyak Rp 482 miliar. Angka ini dilontarkan langsung Wakil Ketua DPRD Kuningan, Ujang Kosasih.
“RAPBD tahun 2023 ini mengalami penurunan jika dibandingkan APBD tahun 2022. Sebab di tahun 2022 APBD itu Rp 2,684 triliun sedangkan RAPBD 2023 hanya Rp 2,668 triliun, ada penurunan kurang lebih Rp 15 miliar,” katanya.
Selain terjadi penurunan, RAPBD 2023 juga mengalami defisit anggaran senilai Rp 482 miliar. Pihaknya mempertanyakan soal defisit anggaran yang terjadi kepada pemerintah daerah.
“Kita terus tanyakan soal defisit ini kepada pihak eksekutif,” ungkap Ujang. (Ali)
Discussion about this post