KOTA CIREBON, (FC).- Sengkarut pengangkatan Sultan Kasepuhan penerus Sultan Sepuh XIV, masih berlanjut. Berbagai pihak terkait dengan keraton, berupaya meluruskan sejarah “Cirebon Peteng”.
Setelah sebelumnya dari pihak pesantren yang diwakili KH Muhtadi Mubarok Soleh mengatakan tidak sah bila ada pelantikan sultan baru, tanpa ada pertimbangan dari pesantren.
Kemudian dari Keraton Kaprabonan, Sultan Kaprabonan Pangeran Hempi Kaprabonan, sebagai ahli sejarah mengeluarkan surat pelurusan trah satu Sunan Gunung Jati. Disinggung juga bila dipaksakan pelantikan Sultan Kasepuhan, maka hal yang kurang baik bisa saja terjadi.
Nah, bertempat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kamis pagi (6/8), Pangeran Rahardjo Djali mendeklarasikan dan dilantik sebagai Polmak Sultan Kasepuhan. Artinya dia menjabat sementara Kesultanan Kasepuhan, sebelum adanya Sultan Kasepuhan Definitif.
Seusai acara Rahardjo menceritakan, kondisi seperti ini (diangkatnya Polmak) sudah pernah terjadi sebelumnya. Yakni ketika Pangeran Cakrabuana turun tahta, bukan kepada putra sulungnya atau putra mahkota. Tetapi kepada keponakannya yakni Syekh Syarif Hidayatullah.
“Syekh Syarif dinilai lebih mampu memimpin kesultanan dibandingkan dengan putra mahkota,” jelasnya kepada FC, Kamis (6/8).