KOTA CIREBON, (FC).- Tim Program Matching Fund Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon menggelar kegiatan Workshop Teaching Factory Digital Marketing dan Marketplace Digital Marketing.
Program Matching Fund membangun ekosistem pembelajaran digital marketing melalui pusat inkubator digitalpreneurship dengan menghadirkan lima pembicara.
Lima pembicara workshop yakni Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati H. Mukarto Siswoyo, Kaprodi Sarjana Bisnis Digital UnpadMery Citra Sondari. H. Akir Saputra, Founder Iramura B2B Marketplace, Direktur PT. Abbon Media Utama Agus Gineer dan Founder Pasarmu.id Musfi Yuliadi.
Ketua Tim Pelaksana Program Matching Fund UGJ, Cita Dwi Rosita mengatakan, workshop kali ini merupakan rangkaian kegiatan dari Matching Fund yang didapat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam upaya akselerasi implementasi kampus merdeka.
“Kegiatan workshop ini teaching factory digital marketing dan marketplace merupakan salah satu upaya kami dalam rangka memberikan pengalaman kepada mahasiswa. Materi-materi yang diberikan oleh narasumber, harapannya bisa diintegrasikan oleh para Dosen Kewirausahaan di dalam kelas,” ujar Cita kepada FC, Rabu (20/10).
Output dari kegiatan workshop ini, lanjut Cita, nanti adanya kurikulum digital marketing, bagaimana menyusun silabusnya, rencana pembelajaran semesternya, bahan ajarnya, untuk pembelajaran digital marketing di pusat inkubator.
Peserta yang mengikuti workshop kali ini memang difokuskan pada Ketua Program Studi dan Dosen Kewirausahaan. Karena, kata Cita, pada akhirnya nanti ketika implementasi tetap melibatkan para ketua program studi.
“Hari ini yang hadir Ketua Program Studi dan Dosen Kewirausahaan, karena saat implementasi tetap melibatkan Ketua Program Studi sebagai penggerak mahasiswa untuk melakukan magang di pusat inkubator,” jelasnya.
Cita mengungkapkan para narasumber yang mengisi workshop ini sangat luar biasa.
Mereka memiliki kepedulian bagaimana menanamkan kewirausahaan, tidak hanya kepada masyarakat tapi bisa ditularkan kepada para dosen.
“Tentunya, harapannya adalah bukan arti kita mengajarkan mahasiswa untuk berbisnis atau melakukan berwiraswasta. Tetapi bagaimana menanamkan jiwa kewirausahaan diantaranya mampu memberikan nilai tambah dari potensi-potensi dan modal yang dia miliki untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungannya,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post