KAB. CIREBON, (FC).- Hamparan lahan pertanian menghiasi Dusun Karoya, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon. Pasalnya berbagai jenis tanaman, kini tertanam di daerah tersebut, mulai dari jagung, cabai, singkong, durian dan lainnya. Dan waktu penanaman sendiri melibatkan ratusan anak muda atau generasi Gen-Z.
Dengan luas tanah kurang lebih 20 hektare di bawah Yayasan Persiapan Generasi Baru (YPGB) mampu mencetak patani baru dari generasi milenial. Sehinga program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sudah bisa diterapkan di desa tersebut.
Dengan melibatkan ratusan siswa, PKBM YPGB mampu mencetak generasi milineal yang mencintai pertanian.
Humas PKBM YPGB Kabupaten Cirebon, Gufron mengatakan, secara umum ini merupakan sekolah tetapi non formal dengan nama PKBM YPGB. Menurutnya banyak siswa dari segala penjuru di Indonesia yang belajar di PKBM YPGB ini.
“Ini salah satu jenis pendidikan non formal, dimana kita mempunyai paket B dan C setara SMP dan SMA yang berbasis pertanian,” katanya, kemarin.
Selain itu, kata Gufron, para siswa juga tidak hanya belajar akademis tapi juga diprioritasikan pada pelatihan pertanian.
“Kami mau mencetak peserta didik menjadi petani milenial,” katanya.
Bahkan, pihaknya tidak hanya fokus terhadap pertanian, melainkan berbagai keterampilan yang ada di sekolah formal. Pasalnya dalam pertanian membutuhkan kelistrikan.
“Seperti pertanian yang butuh kelistrikan, maka kita ada keterampilan kelistrikan yang selevel dengan SMK kelistrikan. Kalau untuk jurusan ada beberapa, salah satunya kelistrikan, perbengkelan mesin ringan, tata boga, tata busana, peternakan, penjernihan air minum. Kalau peternakan baru domba, walaupun sebelumnya pernah di ayam, tapi sekarang stop dulu karena orientasi ke domba,” katanya.
Ia menjelaskan PKBM YPGB berdiri dari tahun 2021 yang lalu. Kini baru 480 siswa yang belajar di sekolah pertanian tersebut.
“Kami berdiri di Cirebon dari tahun 2021. Diajarkan disini tetap akademis, pelajaran umum bahasa Indonesia, matematika dan lainnya, yang jelas kesibukan mereka dari pagi sampai sore itu di lapangan atau ketrampilan masing-masing. Yang perempuan di pascapanen, tata boga dan lainnya,” katanya. (Ghofar)
Discussion about this post