KAB. CIREBON, (FC).- Selama sembilan bulan menjabat sebagai orang nomor satu di Kabupaten Cirebon selain banyak gebrakan yang dilakukannya. Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menitipkan sejumlah persoalan yang masih tersisa di Kabupaten Cirebon kepada bupati dan wakil bupati Cirebon definitif.
Di antaranya masih ada beberapa persoalan yang memang harus mendapatkan penanganan berkelanjutan. Sehingga dirinya menitipkan pekerjaan rumah (PR) kepada bupati dan wakil bupati Cirebon definitif, seperti halnya penangan kemiskinan, stunting, sampah, infrastruktur dan sebagainya.
“Meski masih banyak pekerjaan rumah, akan tetapi ada sebagian persoalan yang ada di Kabupaten Cirebon sudah mulai terselesaikan, seperti angka pengangguran yang kini sudah mengalami penurunan, dan stunting yang secara data sementara sudah mengalami penuruan kini di angka 9,8 persen dari semula 22,9 persen dan secara nasional kita ditargetkan di angka 14 persen,” kata Wahyu, Rabu (19/2/2025).
Selain itu, kata Wahyu, untuk kemiskinan, Kabupaten Cirebon masih di angka lima besar daerah termiskin di Jawa Barat. Sehingga butuh kolaborasi semua pihak untuk mengatasinya. “Kemiskinan kita posisi masih di 11 persen. Posisi 11 persen ini masih sangat tinggi kalau misalnya dibandingkan dengan se-Jawa Barat. Ini menjadi PR kita kedepan bagaimana menumbuhkan tingkat perekonomian, bagaimana terus mengoptimalkan berbagai potensi yang ada di Kabupaten Cirebon. Sehingga harus terus ditindak lanjuti,” katanya.
Kemudian, lanjut Wahyu, untuk infrastrukur, pihaknya menyebut Kabupaten Cirebon memiliki panjang jalan 1.240 KM, dengan kondisi jalan mantap 84,91 persen. Artinya masih ada jalan di Kabupaten Cirebon yang menjadi konsen pemerintah kedepannya. “Dari sisi infrastruktur, jalan, jembatan, kita memiliki panjang jalan 1.240 KM, belum misalnya nanti ditambah dengan PSU perumahan-perumahan yang akan diserahkan ke Pemkab. Berarti harus dihitung ulang berapa potensi jalan yang harus kita urus di tahun-tahun mendatang. Ini juga harus tetap menjadi perhatian dari pemerintah,” katanya.
Masih kata Wahyu, terkait permasalahan banjir yang sering melanda Kabupaten Cirebon, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BBWS untuk normalisasi sungai-sungai. “Kita mencoba berupaya kerja sama dengan BBWS. Kerja sama dengan berbagai pihak untuk bisa mengantisipasi berbagai kondisi bencana yang ada di Kabupaten Cirebon. Tetapi saat ini belum bisa optimal, karena ini perlu waktu yang cukup panjang, karena normalisasi itu harus dilakukan sepanjang tahun supaya tampungan air yang ada di sungai itu bisa lebih banyak lagi,” katanya.
“Kemudian bagaimana perbaikan-perbaikan pintu air, bagaimana perbaikan tanggul penahan tanah (TPT) itu terus harus dilakukan dan juga terkait irigasi. Sehingga ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus terus dilaksanakan,” imbuhnya.
Kemudian terkait permaslahan sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung terselesaikan. Tetapi dengan kolaborasi semua pihak baik dari pemerintah daerah, dan forkopimda mulai sedikit teratasi. “Kita memiliki dua TPAS, di Gunung Santri dan Kubangdeleg. Tetapi dengan jumlah sampah 1.300 ton sampah per hari, Pemkab belum bisa mengelola sepenuhnya, hanya mampu 400 ton setiap harinya. Ini juga menjadi PR bupati dan wakil bupati Cirebon definitif,” katanya. (Ghofar)
Discussion about this post