KEJAKSAN, (FC).– Manajemen PT. PG Rajawali II Cirebon menanggapi santai ancaman dari petani tebu yang akan membuka kebobrokan manajemen perusahaan saat menggelar demonstrasi pekan lalu di areal Pabrik Gula (PG) Sindang Laut.
Menanggap hal tersebut, manajemen PG Rajawali II melalui Sekretaris Perusahaan Erwin Yuswanto mengatakan, penutupan PG Sindang Laut berdasarkan atas kajian yang sudah dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, ketersediaan bahan baku yang dimiliki tidak memungkinkan untuk diolah di dua pabrik secara bersamaan.
Bahkan keputusan non aktif PG Sindang Laut sudah diwacanakan sejak 2017 lalu, karena dirasa setiap tahunnya selalu mengalami kerugian.
“Wacana tutup itu kan sejak 2017, jadi kita katakan sekali lagi, penonaktifan PG Sindang Laut sudah berdasarkan kajian tanpa ada intervensi atau kepentingan siapapun,” kata Erwin kepada FC, Kamis (12/3).
Masih dikatakan Erwin, penutupan PG SL ini sudah disosialisasikan kepada para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) dan juga Persatuan Petani Tebu Republik Indonesia (PPTRI) melalui pertemuan yang digelar di kantor PG. Rajawali II.
Berdasarkan hasil dari pertemuan tersebut mereka (petani) sepakat untuk tahun ini ditutup, walaupun ada beberapa catatan yang mereka sampaikan.
“Saat dilakukan sosialisasi mereka (petani) sepakat dengan kami, namun memang mereka juga berharap di tahun depan (2021) PG SL bisa giling kembali. Kami juga menyayangkan kenapa saat pertemuan dia (May Azhar Koordinator Demonstran) tidak mau datang, padahal kami sudah panggil baik-baik,” ungkap Erwin.
Manajemen Rajawali II, lanjut Erwin, sudah melakukan proses manajerial secara akuntabel dan transparan. Dirinya juga merasa bingung kalau ada ancaman akan membuka borok PG. Rajawali II.
Namun ia juga mempersilahkan kepada pihak yang katanya akan membuka kebobrokan manajemen bila memang mempunyai data yang valid dan akurat.
“Saya pribadi mempersilahkan kalau memang ada yang ingin membuka (keboborokan), yang terpenting kami selaku manajemen telah melakukannya secara terbuka. Saya juga bingung untuk komentarnya, soalnya kebobrokan yang mana yang mau dibuka tapi kalau punya data silahkan saja,” tutur Erwin.
Rajawali 2 juga berharap, permintaan untuk Import Row Sugar bisa segera direalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Hal itu demi menyelematkan Pabrik Gula Sindang Laut untuk terus beroperasi.
Pihaknya juga mengaku telah siap apabila Impor Row Sugar sudah disetujui. PG SL akan siap sepenuhnya untuk melakukan proses memasak Row Sugar menjadi Gula Pasir.
Erwin kembali menegaskan, petani tebu yang biasa mengisi bahan baku untuk PG Sindang Laut masih akan tetap diakomodir untuk PG Tersana Baru. (Muslimin)
Discussion about this post