KAB. CIREBON, (FC).- Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Cirebon tahun 2024 turun dibandingkan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018 lalu.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon Esya Karnia Puspawati mengatakan, untuk partisipasi masyarakat pada Pilkada Kabupaten Cirebon mengalami penurunan 4% dari Pilkada tahun 2018.
“Tentu saja itu menjadi PR kita bersama, ruang evaluasi untuk kita bersama, bahwa ada beberapa catatan yang menjadi highlight kami,” ujarnya.
Esya menyebut turunnya partisipasi masyarakat itu disebabkan dengan adanya regrouping yang menjadi pengaruh dominan dalam Pilkada 2024.
“Regrouping di Kabupaten Cirebon kemarin itu ternyata sangat berpengaruh karena memang kondisi geografis Kabupaten Cirebon. Mungkin secara RT itu mereka berdekatan, tapi secara geografis ternyata ada beberapa catatan yang harus jalanin dan sangat berpengaruh kepada daya dukung masyarakat untuk mengakses TPS,” kata Esya saat ditemui disela kegiatan Rapat Pleno Rekapitulasi dan Perhitungan Perolehan Suara di Convention Hall UMC. Rabu.(4/12).
Dari target 70%, lanjut Esya KPU Kabupaten Cirebon hanya mendapatkan 59%, dengan rincian 59,59% untuk pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dan 59,5% untuk pemilihan calon bupati dan wakil bupati. Meskipun pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya dari mulai merangkul semua elemen masyarakat, lalu membuat program-program partisipasi Masyarakat.
Esya mengaku, segala daya dan upaya sudah dilakukan oleh KPU Kabupaten Cirebon. Bahkan dalam proses perencanaan pun sudah disosialisasikan dengan berbagai elemen.
“Ada beberapa faktor yang tidak bisa kita jangkau salah satunya adalah tadi TOR tentang regrouping yang memang hari ini terjadi, lalu daya apatis masyarakatnya kita juga tidak bisa memaksakan” ungkap Esya.
Tak hanya itu, kata Esya daya pemilih itu tidak menjadikan problem tersendiri di masyarakat, yang menyebabkan tidak hadir itu bukan semata-mata karena mereka tidak mau memilih tapi karena mereka memang tidak berada di Kabupaten Cirebon.
“Masih banyak penduduk urban di Kabupaten Cirebon, sehingga mereka terdaftar di DPT tetapi secara fakta mereka mencari mata pencaharian di tempat yang lain (luar kota) dan tidak pulang pada saat hari pemilihan,” pungkas Esya. (Johan)
Discussion about this post