KOTA CIREBON, (FC).- Jelang Pemilu 2024, pembahasan terkait calon presiden (capres) sepertinya tidk ada hentinya. Mulai dari para pengamat dan pakar politik, bahkan sejumlah lembaga survey sudah mengeluarkan angka persentase dari tiap bacapres.
Tak terkecuali dengan Ki Kusumo, salah seorang paranorml terkemuka di Indonesia angkat bicara terkait peta persaingan pada Pilpres 2024 nanti.
Ki Kusumo melihat bila pertarungan Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasang calon saja. Hanya saja dia kali ini melihat politik dari sudut pandangnya sebagai seorang politisi.
Menurut pria yang maju di kontestasi Pileg DPR RI Dapil 8 ini, peta politik di Pilpres masih sulit di tebak. Lantaran, banyaknya strategi politik yang memainkan pasangan di Pilpres.
“Kita lihat Cak Imin awalnya di Prabowo, tapi siapa sangka tiba-tiba beralih menjadi pasangan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Sebenarnya, dalam hal ini saya melihat dalam peta politik ini ada orang-orang yang bermain di belakang. Kalau enggak ada yang bermain enggak bakal terjadi begini. Kalau saya lihat arahannya akan dibuat menjadi dua pasang,” ucapnya saat mengunjungi Cirebon dalam Milad Macan Ali ke-7 yang diselengarakan di alun-alun Kasepuhan Kota Cirebon, Sabtu (14/10) yang lalu.
Pria yang dikenal juga sebagai aktor dan paranomal ini melihat permainan politik memang agak sulit ditebak. Beberapa tokoh terlihat mendukung salah satu calon. Tapi disaat nanti detik-detik terkahir beralih dukungan ke calon lain.
“Kelihatannya begitu, jadi dengan bermain teknis abcd pergerakannya sulit ditebak, karena larinya ke sana ke sini. Bagaimana seorang yang tadinya mendukung A. Tapi orang besar ini kemudian berbicara mendukung calon lainnya,” ungkapnya.
Menurut Ki Kusumo ini teknik politik, bagaimana memecah suara pemilih. Saat ini mendukung, namun belum tentu di dukung disaat terkahir. Selain itu, calon di Pilpres semua mempunyai latar belakang masa lalu yang dapat di jadikan senjata politik oleh lawannya.
“Kalau kita bicara bersih apa enggak. Semuanya, enggak ada yang bersih. Tetapi kita enggak punya pilihan. Kalau mau pilih yang terbaik. Nah itu pilihan Tuhan. Artinya, ya sudahlah kita terima saja,” tuturnya.
Ki Kusomo juga menjelaskan dalam politik semua tidak berbentuk. Satu saat menjadi kawan suatu saat menjadi lawan. Suatu saat jadi teman dekat jadi saudara suatu saat pukul-pukulan.
“Nggak kelihatan bentuknya dan itu memang terjadi. Masyarakat sebagian makin pinter tentang politik, sebagiannya berkutat itu-itu aja hanya mengikuti alur,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post