INDRAMAYU, (FC).- Puluhan nelayan Arad Karangsong, Kabupaten Indramayu mengamuk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Mina Sumitra Karangsong, Kecamatan Indramayu, Rabu (18/10) sekira pukul 09.00 WIB.
Amukan puluhan nelayan ini dipicu Penerapan BPH Migas dan Pertamina yang mengunakan sistem Email untuk mendapatkan solar subsidi.
Puluhan nelayan ini pun meluapkan kekesalannya dengan cara membanting-bantingkan jerigen yang dibawanya semula untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di tempat tersebut.
Aksinya ini sebagai protes adanya cara baru yang diterapkan BPH Migas dan Pertamina dengan menggunakan sistem aplikasi tersebut. Para nelayan mengaku buta huruf, sehingga tidak mampu untuk membuat sistem Email untuk mendapatkan solar subsidi.
Puluhan nelayan yang sudah antre sejak subuh akhirnya tidak mendapatkan solar yang diperlukannya untuk mencari nafkah ke laut. Dikarenakan adanya kebijaksanaan tersebut.
“Saya pengennya kembali seperti dahulu yaitu tidak menggunakan Email,” kata tutur Warsadi salah satu nelayan setempat.
Dia juga mengatakan, pada aplikasi yang baru itu dinilai sangat memberatkan para nelayan. Karena setiap nelayan selama ini tidak mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu dari lembaga terkait terutama dari BPH Migas dan Pertamina maupun Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu.
” Tolonglah jangan menggunakan aplikasi atau Email begitu. Kami ini nelayan yang buta huruf, ” timpal Warsadi.
Sementara itu, Tasuka Manager SPBN Mina Sumitra Karangsong membenarkan tidak adanya sosialisasi dari pihak terkait terkait penggunaan aplikasi tersebut. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena kebijakannya satu arah. Bahkan solusinya juga tidak ada karena pihaknya sebagai lembaga penyalur.
” Yang saya tau, aturan ini belum disosialisasikan kepada mereka (nelayan). Tadi saya tanyakan ke Dinasdan jawabnya tidak tau, ” terang dia. (Agus Sugianto)