KAB. CIREBON, (FC).- Ketua Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon, Heri Kismo, menyambut baik rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon yang difasilitasi Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon menata kawasan wisata Trusmi.
Diungkapkannya, dengan adanya rencana tersebut kawasan Trusmi, Desa Trusmi Lor, Desa Trusmi Wetan, Desa Wotgali, Desa Panembahan akan berdampak terhadap meningkatnya ekonomi di Kabupaten Cirebon khususnya sekitar wilayah Kecamatan Plered dan Weru.
“Rencana ini menjadi angin segar untuk pelaku ekonomi di Kecamatan Plered dan Weru, baik pengrajin batik, pengrajin meubel dan tempat – tempat religi. Dengan adanya rencana pemerintah daerah Kami tidak perlu beriklan lagi karena pembeli bisa belanja langsung ke toko – toko di kawasan Trusmi,” ujar Heri usai mengikuti rapat dengan dinas terkait di Desa Trusmi Wetan, Rabu (18/1).
Ditambahkannya, selama ini hanya daerah Panembahan dan Trusmi saja yang banyak dikunjungi pembeli karena bisa dilalui bus, sedangkan daerah lainnya tidak bisa dilalui oleh bus. Sehingga setelah belanja di Desa Panembahan dan Desa Trusmi Kulon wisatawan kembali lagi.
“Sekarang ini kan desa – desa lain yang mempunyai toko – toko tidak bisa dilalui karena jalannya tidak bisa masuk bus besar hanya bus – bus tiga perempat. Dengan adanya penataan nanti, semua toko yang berjumlah 102 bisa dilalui oleh bus besar,” paparnya.
Namun, menurutnya, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat yang terdampak penataan kawasan wisata Trusmi. Berikan pemahaman bahwa dengan adanya rencana penataan tersebut berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Perlu adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang terdampak sehingga kedepan rencana penataan kawasan wisata Trusmi masyarakat sudah paham manfaatnya, salah satunya peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Dirinya berharap agar sinergitas antara pelaku usaha di wilayah Trusmi dan pemerintah daerah terus terjalin termasuk komunikasi karena pelaku usaha di kawasan Trusmi dan pemerintah daerah ibarat suami dan istri. Pelaku usaha suami dan pemerintah daerah adalah istri, kita ditakdirkan berjodoh.
“Komunikasi seperti ini harus terus terjalin agar sinergitas antara pelaku usaha dan pemerintah daerah terus terjalin,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Kuwu Desa Trusmi Wetan, Anidi, dengan adanya rencana penataan kawasan wisata Trusmi akan berdampak peningkatan ekonomi di wilayahnya terutama pelaku usaha batik, PKL dan Buyut Trusmi sebagai lokasi wisata religi.
“Kami sangat bersyukur pemerintah daerah mempunyai rencana penataan kawasan wisata Trusmi yang akan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi bagi masyarakat Desa Trusmi Wetan. Awalnya sebagai kuwu baru sempat berfikir adanya pintu tol Plumbon tidak ada dampak yang berarti di desa kami,” ujarnya.
Menurut Anidi, dengan adanya rencana tersebut, pihaknya telah melakukan perencanaan agar wilayahnya mendapatkan manfaat. Yang sebelumnya pelaku usaha, PKL dan Makam Kramat Buyut Trusmi tidak ramai, kedepan semuanya akan menikmati penataan tersebut.
“Kami telah membuat rencana untuk Alun – alun Desa Trusmi dan para PKLnya ditata agar pengunjung bisa berlama – lama di Desa Trusmi dengan nyaman, baik keamanan dan tempat parkir yang tertata. Di sekitar tempat parkir ada PKL yang menjual berbagai kuliner asli Cirebon,” paparnya.
Harapannya, pemerintah daerah terus menindak lanjuti rencana penataan kawasan wisata Trusmi sesegera mungkin. Hal ini bertujuan baik selain kawasannya tertata, pendapatan asli daerah pun akan bertambah dan masyarakat trusmi menerima manfaatnya.
“Tujuan baik ini agar segera diwujudkan agar masyarakat Desa Trusmi dan sekitarnya segera menerima manfaatnya,” pungkasnya. (Bagja)
Discussion about this post