KOTA CIREBON, (FC).- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cirebon menggelar panen padi perdana sebagai bagian dari program Ketahanan Pangan Nasional, Sabtu (14/6).
Kegiatan tersebut berlangsung di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Kelas I Cirebon, Jalan Kesambi, Kota Cirebon.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Jawa Barat Kusnali, Kepala Lapas Kelas I Cirebon
Nanank Syamsudin, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon Elmi Masruro, serta instansi lainnya.
Kakanwil Ditjenpas Jawa Barat, Kusnali mengatakan panen perdana di lahan seluas 1,6 hektare tersebut diperkirakan menghasilkan 3 hingga 5 ton gabah.
Ia menegaskan kegiatan ini merupakan implementasi arahan Presiden RI, Menteri Hukum dan HAM, serta Dirjen Pemasyarakatan untuk mendukung program ketahanan pangan melalui unit pemasyarakatan.
“Ini adalah wujud nyata partisipasi Lapas dalam menyukseskan program pemerintah. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari sinergi dengan pemerintah daerah, TNI, dan Polri,” ujarnya kepada awak media.
Ia menjelaskan, SAE menjadi sarana pembinaan bagi warga binaan melalui kegiatan pertanian, perikanan, dan peternakan. Seluruh hasil pertanian, termasuk panen padi, akan dijual ke Bulog dan dimasukkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Diharapkan program ini tidak hanya sukses di Lapas Kelas I Cirebon, tapi juga diterapkan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kalapas Cirebon Nanank Syamsudin menjelaskan program ketahanan pangan di Lapas Kelas I Cirebon melibatkan 20 orang warga binaan yang telah memenuhi syarat asimilasi berdasarkan hasil sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP).
“Mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan, seperti budidaya padi, hortikultura, hingga perikanan. Ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian warga binaan,” ungkap Nanank.
Selain padi, lanjut Nanank, lahan SAE juga ditanami berbagai jenis sayuran dan buah seperti kacang panjang, melon, timun, dan labu siam. Hasilnya digunakan untuk mendukung kebutuhan pangan di dalam Lapas.
“Program ini sekaligus menjadi pelatihan keterampilan bagi warga binaan, sehingga mereka memiliki bekal untuk kembali ke masyarakat setelah bebas, khususnya di bidang pertanian dan perikanan,” tutup Nanank. (Agus)
Discussion about this post