KOTA CIREBON, (FC).- Sebanyak 17 Film karya sineas lokal ikut dalam ajang Festival Milm Kampung 2025 yang digagas Majelis Seni dan Tradisi (Mesti) Kota Cirebon. Festival Milm Kampung edisi ke-IV mengambil tema Kampung Bocahe Kita dan Kampung Layak Anak.
Ketua Majelis Seni dan Tradisi (Mesti) Kota Cirebon, Dedi Kampleng mengatakan kreativitas peserta jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Sineas lokal lebih menggunakan metodologi rasa dalam penggarapan film.
“Mereka mampu menggambarkan kondisi riil dengan metodologi sinematografi yang cukup keren untuk sekelas mereka,” katanya usai pemberian penghargaan di Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon, Minggu (15/6)
Dedi Kampleng berharap output dari festival ini sineas lokal bisa berkarya dan mampu membuat film yang berkualitas. Selain memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kita bisa lihat, anak-anak Kota Cirebon mendapatkan panggung dan diapresiasi dari kota lain melalui sebuah karya film,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Anggota DPR RI yang juga Sekjen Partai Demokrat Herman Khaeron atau yang akrab disapa Kang Hero memberikan apresiasi yang cukup tinggi terhadap Festival Milm Kampung 2025.
Menurutnya, Festival Milm Kampung merupakan upaya memotret kondisi riil yang terjadi di komunitas masyarakat paling bawah yakni RW. Kemudian disajikan secara kreatif dalam bentuk sinematografi dengan naskah tersusun dengan rapih dan berdurasi pendek.
“Mungkin orang tidak pernah memikirkan untuk membuat sebuah film dokumenter untuk menggambarkan kampungnya. Tapi ini ditangan para sineas kampung diangkat ke permukaan dan bisa saja viral karena mengundang daya tarik, sehingga mendunia,” ujarnya.
Herman Khaeron berharap ajang ini bisa menjadi motor penggerak perubahan yang positif di kampung tersebut. “ Tentunya Film yang dibuat oleh tiap-tiap RW ini mungkin sebuah keinginan atau harapan masyarakat agar wilayahnya aman dan nyaman untuk anak,” ucap Kang Hero.
Sementara, Debuti Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu mengungkapkan kekagumannya atas ajang ini. Sebab, dari mulai karya film yang ditampilkan sampai dengan malam anugerahnya melibatkan anak-anak, sehingga mereka diberikan ruang berkreativitas dan termotivasi menggerakkan perekonomian di daerahnya.
“Keren sekali apalagi jajaran panitia melibatkan anak-anak, ini satu gestur yang baik, membuat anak-anak termotivasi menciptakan segala sesuatu yang kreatif dan bisa menggerakkan ekonomi,” ungkapnya. (Agus)
Discussion about this post