KAB. CIREBON, (FC).- Ketua Komite Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Losari, H. Moh Sofwan Soffa menepis bila pihak sekolah telah melakukan pungutan sebesar Rp250 ribu ke siswa kelas 7,8 dan 9 untuk pembangunan awning.
Komite berdalih uang tersebut merupakan swadaya dari orang tua siswa atas dasar kesepakatan bersama. Mengingat pemasangan Awning menjadi kebutuhan sekolah untuk melindungi siswa saat kegiatan di luar kelas.
Dikatakannya, pembangunan awning di halaman sekolah bermula dari sekolah yang tidak memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena lahan yang kurang luas, bahkan pengembangan penambahan ruang kelas juga hanya bisa dilakukan menggunakan dak untuk ditingkat. Kemudian sekolah ada jadwal keagamaan yang digelar rutin setiap minggu sekali di halaman sekolah serta halaman sekolah juga sering digunakan untuk melaksanakan salat jamaah siswa.
“ Melihat kondisi tersebut, orang tua siswa merasa kasihan kepada para siswa di SMP N 1 Losari terlihat kepanasan, halaman itu juga pada hari biasa digunakan juga untuk parkir kendaraan baik milik guru maupun siswa serta tamu,” katanya, Selasa (3/9).
Kemudian, sambung dia, orang tua siswa menggelar musyawarah untuk pembangunan awning tersebut, dan musyawarah juga digelar selama beberapa hari sesuai tingkatan kelas pada pekan lalu. Rencana pembangunan awning tersebut dengan panjang sekitar 32 meter dan lebar sekitar 18 meter serta ketinggian sekitar 10 meter.
“ Atap menggunakan baja ringan dan tiang menggunakan besi WF, dan perkiraan biaya yang dibutuhkan sekitar Rp267 juta,” jelasnya.
Ia menjelaskan, bila dengan jumlah siswa sekitar 900 siswa dan dikurangi siswa miskin serta tidak mampu maka per orang tua siswa dikenakan Rp350 ribu, dalam musyawarah orang tua siswa yang digelar memang terjadi beberapa usulan yang membuat angka tersebut juga jauh dari kebutuhan yang diharuskan dari angka yang ditawarkan Rp350 ribu, ada penawaran Rp200 ribu dan pada akhirnya terjadi kesepakatan Rp250 ribu, itu pun masih ada keringanan bagi orang tua siswa yang kurang mampu serta pembebasan bagi orang tua kategori miskin dan tidak mampu.
“Komite mengusahakan seoptimal mungkin, yang namanya pembebanan itu pasti memberatkan, tetapi tidak akan terasa berat dengan melakukan musyawarah dengan orang tua murid, dimana dilakukan pengkondisian seringan-ringannya agar kegiatan tersebut bisa tercapai di lain sisi kalau memberatkan tidak akan terlalu berat,” terang Sofwan.
Dijelaskan Sofwan, pengumpulan swadaya dari orang tua siswa untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan awning di halaman SMPN 1 Losari tersebut, baru akan dimulai bulan ini dan dengan keringanan angsuran pembayaran swadaya orang tua siswa selama 5 bulan ke depan,.
Sementara terkait banyaknya pemberitaan soal pungutan liar yang ramai pada beberapa sekolah lain hal itu sudah menjadi catatan komite kepada sekolah dengan mengantisipasi bahwa swadaya yang dilakukan dengan angka yang sangat ringan dan proses nya bisa dilakukan secara diangsur selama 5 bulan.
“Kami bersama pihak sekolah sudah melakukan kesepakatan bersama terkait besaran yang tidak memberatkan orang tua siswa serta proses yang tidak dibayar secara sekaligus tetapi bisa dicicil,” ungkapnya. (Nawawi)