MAJALENGKA, (FC).- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka mencatat lebih dari 1.000 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan.
Lahan pertanian yang mengalami kekeringan tersebut sebagian melanda wilayah Majalengka Utara.
Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan DKP3 Kabupaten Majalengka, Encu, mengatakan, hingga Juli 2024 tercatat lahan pertanian yang mengalami kekeringan mencapai 1.098 hektare.
Menurutnya, luasan lahan pertanian yang mengalami kekeringan tersebut tersebar hampir merata di 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka.
“Lahan yang kekeringan ini merupakan dampak musim kemarau pada tahun ini,” kata Encu saat ditemui wartawan di DKP3, Selasa (3/9).
Lebih jauh ia mengatakan, 1.098 hektare lahan di Kabupaten Majalengka yang kekeringan itu terbagi menjadi empat kategori, di antaranya, kategori ringan, sedang, berat, hingga fuso.
Pihaknya mencatat, luasan lahan kekeringan yang termasuk kategori ringan mencapai 620 hektare, sedang 215 hektare, berat 227 hektare, dan kategori fuso 36 hektare.
Jajaran DKP3 Kabupaten Majalengka juga telah mengantisipasi lahan yang mengalami kekeringan pada musim kemarau melalui pembentukan Posko Penanggulangan Kekeringan.
“Posko ini dimotori DKP3 Kabupaten Majalengka, dan turut melibatkan stakeholder terkait, dari mulai penyuluh pertanian, BPBD, serta jajaran yang lainnya,” ujar Encu.
Ia menyampaikan, tim khusus juga disebar di seluruh kecamatan se-Kabupaten Majalengka untuk memperkuat ketahanan pangan selama musim kemarau.
Encu mengakui, posko dan tim itu disiapkan untuk memonitor penggunaan air embung yang menjadi sumber utama dalam pengairan areal persawahan di Kabupaten Majalengka.
“Monitoring ini bertujuan agar air embung tersebut digunakan seefektif mungkin untuk kebutuhan pertanian masyarakat, sehingga produksinya tetap terjaga,” kata Encu. (Munadi)