KAB. CIREBON. (FC).- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat hingga 100 persen lebih. Data dari Dinas Kesehatan setempat mencatat, Januari hingga November 2024, terdapat 1.687 kasus. Sementara kasus DBD di 2023 yang lalu yakni 728 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Neneng Hasanah mengatakan, untuk kasus DBD di bulan November tahun ini terdapat 70 kasus. Sedangkan untuk secara total sejak Januari 2024 hingga saat ini menurut Neneng kasus DBD berjumlah 1.687 kasus.
“Kalau untuk November nya saja kasus mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, yakni hanya 70 kasus. Tapi, kalau dari Januari sampai sekarang ada 1.687 kasus dengan 6 orang meninggal dunia,” katanya, Selasa (3/12).
Tahun 2024 ini, menurut Neneng angka kasus jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kasus DBD di 2023. “Ya perbandingannya di tahun 2023 sampai Desember 728 kasus dengan 5 orang meninggal dunia, 2024 sampai November sudah capai 1.687 kasus dengan 6 orang meninggal dunia,” tuturnya.
Neneng berharap kepada masyarakat Kabupaten Cirebon untuk selalu menjaga kebersihkan lingkungan masing-masing mencegah wabah DBD. “Pencegahan dini harus dari kita, yakni kita harus menjaga kebersihkan lingkungan masing-masing agar tidak ada jentik nyamuk,” ujarnya.
Dengan cara apa, masih kata Neneng, yaitu dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena nyamuk DBD itu cenderung lebih mudah untuk berkembang biak di tempat-tempat yang bersih. “Jadi rutinlah melakukan pengurasan bak mandi maupun tempat genangan yang lainnya,” jelas Neneng.
Selain PSN Plus, lanjut Neneng, pada saat timbul gejala misalnya ada gejala panas disertakan nyeri walaupun baru satu hari, cepat periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah setempat. Baik puskesmas maupun puskesmas pembantu, sehingga pendeteksian awal itu jauh lebih mudah ditemukan.
“Jadi datang itu tidak dalam waktu yang terlambat ke rumah sakit. Meski baru satu hari tapi dengan gejala yang mengarah ke DBD, langsung periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” kata Neneng.
Menurutnya, pencegahan tidak hanya dari sisi petugas kesehatan, akan tetapi masyarakat juga harus terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara bersama-sama.
“Sekolah-sekolah juga harus memperhatikan, lingkungan sekolahnya apakah bersih atau tidak, bagaimana air ada yang tergenang atau tidak. Kemudian apakah ada jentik atau tidak. Harapan kami peserta didik juga jadi juru pemantai jentik (jumantik),” harapnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon, selain menjaga kebersihan, juga harus bisa menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), kemudian ketika ada gejala panas disertai nyeri badan segera mengakses layakan kesehatan. “Yang paling penting adalah memastikan tidak ada tempat sarang nyamuk,” katanya.
“Fogging itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa, sedangkan telur-telur atau larva-nya kan belum mati. Maka perlu adanya peranan jumantik yaitu satu rumah satu jumantik, satu kelas satu jumantik. Yakin kalau ini berjalan maka dapat menurunkan kasus DBD,” tambahnya.
Terakhir, bila ada kasus DBD di lingkungan, Neneng meminta melaporkan kepada Puskesmas terdekat. “Nanti dari Puskesmas akan turun langsung melakukan pemantauan, dan akan memberikan obat agar nyamuk tidak berkembang biak,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post