KUNINGAN, (FC).- Penjabat Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat hadir pada agenda Ngobrol Orang Hebat (Ngobat) bersama Aktivis Anak Rimba (AKAR), bertempat di Markas AKAR, Taman Hutan Kota Bungkirit.
Pj Bupati hadir ditemani sang istri yang juga Ketua TP PKK Kuningan Susi Widyawati, serta para pegiat Alam Kuningan, Dekan Universitas Jember dan Pakar Community Development Dr. Insanudi, Tokoh Masyarakat Lereng Merubetiri Jember, Halim, Kepala Balai TNGC, Maman Surahman, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Indra Bayu Permana, eks. Ketua AKAR Maman Mejique Supriatman sekaligus sebagai Moderator diskusi, Ketua AKAR dan seluruh anggota, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kuningan, dan undangan lainnya.
Pj Bupati Iip menyampaikan apresiasi dan berterima kasih kepada AKAR, sebagai kelompok sadar lingkungan yang telah menjaga gunung Ciremai, sehingga tetap lestari dan terjaga keseimbangan ekosistemnya.
Kesempatan itu, Iip membagikan pengalamannya yang sangat berharga telah berhasil mencapai puncak gunung Ciremai yang merupakan suatu keindahan alam dan suatu keberkahan yang Allah SWT berikan, khususnya bagi masyarakat kabupaten kuningan.
“Saya berkeinginan untuk mendaki puncak gunung Ciremai, sebetulnya lebih kepada mentafakuri diri. Ketika saya hadir di Kabupaten Kuningan saya harus dekat juga dengan alamnya, sebagai sebuah simbol. Dan juga mensyukuri nikmat Allah, dengan ciptaannya gunung Ciremai yang luar biasa ini, setelahnya saya akan bertanggung jawab untuk Kabupaten Kuningan,” jelas Iip
Iip mengaku, keberhasilan mendaki puncak ke gunung Ciremai itu adalah kembali pulang dengan selamat. Tak lupa beliau mengucapkan terima kasih kepada AKAR telah menemani dan membantu beliau dan keluarga selama mendaki gunung Ciremai.
Setelah mendaki gunung Ciremai, Iip mengaku, muncul sebuah ide gagasan untuk mengadakan Festival Gunung Ciremai. Alasannya adalah setelah melihat kondisi perjalanan ke puncak gunung Ciremai masih kurangnya kesadaran pendaki dalam kebersihan lingkungan.
“Festival Gunung Ciremai ini bukan hanya beramai-ramai mendaki gunung saja tetapi juga akan menyadarkan pendaki untuk lebih mempunyai kesadaran terhadap lingkungan, terutama kebersihan dari sampah. Muncak ka gunung bukan lahirnya saja namun harus dengan batinnya juga,” ungkap Iip
Festival Ciremai ini, masih Iip, lebih bagus diadakan dengan skala internasional dengan memanfaatkan bandara terbesar kedua di Indonesia, yaitu bandara Kertajati. Dengan mempersiapkan konten eventnya semenarik mungkin agar bisa penggiat alam luar negeri tertarik.
Iip juga berharap semoga event Festival Ciremai ini bisa digabungkan dengan program kegiatan Kementrian Lingkungan Hidup karena waktu kegiatannya akan direncanakan berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup.
Sisi lain, Iip menyampaikan dengan tak terduga, jauh sebelum mendapatkan tugas sebagai Penjabat Bupati Kuningan. Iip hidajat menulis sebuah buku yang berjudul AKAR. Konsep buku AKAR sendiri ialah tentang model kepemimpinan Sunda yang nyatanya menyimpan filosofi sebuah pohon. Rindangnya dedaunan, kokohnya pohon, dan lebatnya buah. itu hasil dari akar yang bekerja dalam sunyi, diam tanpa suara dan tak gaduh dalam melakukan kewajibannya menyokong dan mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.
“Itulah prinsip hidup akar, Ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil darinya. Hakikatnya, konsep AKAR dalam model kepemimpinan mengandung filosofi bahwa setiap usaha dan perbuatan baik hendaknya mengedepankan prinsip perjuangan dan ada juga pengorbanan yang tulus dan ikhlas,” jelas Iip
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian orang memutuskan menjadi pemimpin untuk memperoleh ketenaran, popularitas, dan kemasyhuran. Akibatnya, tidak jarang nilai kebaikan yang dilakukan olehnya justru menjadi riya karena mengharapkan pujian dari orang di sekelilingnya.
“Oleh karena itu, seyogyanya seorang pemimpin harus membekali dirinya dengan konsep AKAR (adil linuhung, karismatik, atikan, dan rancingeus) agar dapat membawa kesejahteraan bagi yang dipimpinnya,” kata Iip. (Ali)